Terbit
21/8/2023
Diperbarui
21/8/2023

78 Tahun Bangga Menjadi Wong Jateng

 Begitupun saya. Tak kurang-kurangnya merasa bangga telah menjadi bagian dari Jawa Tengah.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya, 
Rahayu.

Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya. Tahun lalu Jawa Tengah memperingati Hari Jadi ke-72. Mengapa tahun ini langsung melompat ke-78.

Mengapa tanggalnya mundur dari 15 Agustus ke-19 Agustus.

Bapakibu saudaraku sekalian. Para pendahulu kita sudah mewanti-wanti, jika kita tidak ingin hilang dari sejarah, jangan pernah melupakan sejarah.

Maka ketika diberi amanah di Jawa Tengah, kita mencoba menelusuri sejarahnya.

Akhirnya ketemulah bahwa sejarah Jawa Tengah dimulai dari kepemimpinan Raden Panji Suroso Condronegoro.

Beliau adalah gubernur pertama kita, yang dilantik pada 19 Agustus 1945. 

Maka kita usulkan pengubahan hari lahir Jawa Tengah dariyang selama ini 15 Agustus 1950 menjadi 19 Agustus 1945.

Dan alhamdulillah, DPRRI menyetujui lewat Pasal 2 UU Nomor 11 Tahun 2023.

Maka jadilah saat ini kita memperingati Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Tengah yang ke-78.

Dengan pengungkapan sejarah itu, semoga bisa menambah kebanggaan kita sebagai wong Jawa Tengah. 

 Begitupun saya. Tak kurang-kurangnya merasa bangga telah menjadi bagian dari Jawa Tengah.

Sebuah kehormatan bagi saya telah turut terlibat dalam perkembangannya, menyaksikan segala pertumbuhannya, menyaksikan semangat gigih panjenengan semua.

 Penghormatan kepada panjenengan itu harus saya sampaikan.

Karena pada masa-masa awal menjabat dulu, banyak sekali yang menilai saya dan panjenengan semua tidak akan pernah membuat Jawa Tengah maju dan berkembang.

 Tapi kita tidak ciut. Kita tidak gentar. Penilaian buruk itu justru memicu adrenalin kita semua bekerja super keras. Kita garap semua sektor.

 Kita bangun infrastruktur. Kita kembangkan UMKM. Kita berantas korupsi dan pungli di pelayanan publik.

Kita turunkan kemiskinan dan membangun sumberdaya manusia yang lebih berkualitas. Niat kita satu, menaikkan harkat dan martabat Jawa Tengah.

 Dan alhamdulillah, berkat kerja keras panjenengan semua, saat ini Jawa Tengah banyak dijadikan role model pembangunan nasional di berbagai sektor.

 Kita juga bisa melihat, saat ini banyak orang yang kagum pada perkembangan serta kerukunan yang ada di Jawa Tengah.

 Kebersamaan dankerukunan yang kita rawat juga terbukti ampuh dalam melawati ujian pandemi.  

Masadua tahun itu bahkan meruntuhkan sebagian tatanan yang sudah kita kerjakan sejak 2013.

 Kemiskinan yang pada 2019 hampir menyentuh angka satu digit, kembali bergerak naik.

Pertumbuhan ekonomi yang dulu kita proyeksikan mencapai 7 persen, harus drop hingga minus 2,65 persen.  

Tapi alhamdulillah, kita sudah bisa bangkit. Angka kemiskinan kita hampir sama dengan sebelum pandemi.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah kini bahkan melampaui nasional sebesar 5,23 persen.

Kita juga patut bersyukur karena upaya yang kita lakukan, reformasi birokrasi Jawa Tengah dinilai memiliki pencapaian terbaik.

Saya yakin ujung dari reformasi birokrasi adalah memberikan pelayanan yang mudah dan cepat bagi masyarakat.

 Semua itu bisa diwujudkan hanya jika kita mau membuka mata dan telinga lebar-lebar.

Saya percaya,kesadaran ini telah bersemayam dalam ruang pengabdian di hati bapak-ibu semuanya.

Maka tak ada sedikitpun keraguan di hati saya.

Bahwa seluruh kerja baik ini tidak akan luntur, bahkan saya yakin semakin baik selepas saya turun pada 5 September nanti sebagai gubernur.

Karena yang kitabangun bukan sekadar ketaatan apalagi ketakutan pada pimpinan.

Melainkan sebuah pengabdian yang terejawantah menjadi sistem dan budaya yang kuat.

Meski harus disadari, di antara berbagai keberhasilan. Ada hal-hal yang belum optimal.

Kita harus berani mengakuinya sebagai bentuk tanggung jawab dan evaluasi.

Bapak ibu saudaraku sekalian, itulah hasil kerja panjenengan semua.

Itulah hasil dari jerih payah semua warga Jawa Tengah, baik di pelosok desa maupun sudut-sudut kota.

Maka saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih untuk seluruh warga, para Ketua RT dan RW, teman-teman lurah dan kepala desa, para camat, para anggota dewan, teman-teman bupati dan wali kota, TNI, Polri, Kejaksaan dan seluruh Forkominda.

Juga tak lupa adik-adik pelajar dan mahasiswa, teman-teman media,para tokoh dan aktivis, serta organisasi kemasyarakatan seluruhnya.

Atas segala pencapaian ini saya ingin mengajak bapak ibu dan saudara semua berdiri.

Mari kita memberi applause satu menit yang paling meriah untuk bapak ibu semua yang bekerja tak kenal lelah, untuk seluruh masyarakat, untuk Jawa Tengah.

Dan selaku pribadi saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada bapak ibu dan saudara semua.

Terimalah penghormatan saya yang setinggi-tingginya atas pengabdian, ketulusan, dan kerja keras panjenengan.

 Saya bangga dan terhormat bekerja bersama panjenengan semua. Bapak ibu saudaraku sekalian. Mohon maaf jika selama ini ada khilaf. Terima kasih. 

 

Wassalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh.