Terbit
28/7/2022
Diperbarui
13/8/2022

Angkat Derajat Orangtua Berkat Sekolah Gratis SMK Jateng

Ganjar Pranowo ingin anak-anak orang miskin, terlebih yang berprestasi, tidak sampai putus sekolah.
Rizki Indra Pratama, alumnus angkatan 2 SMKN Jateng Kampus Pati. Kini berada di Jepang. Foto: Humas Pemprov Jateng

RIZKI Indra Pratama tak pernah membayangkan akan bisa bekerja di Jepang. Tujuh tahun lalu, dia hampir putus sekolah karena orang tuanya tak mampu membiayai. Maklum, sang ayah yang bekerja sebagai sebagai tukang ojek, penghasilannya tergolong rendah. Sementara, ibunya sehari-hari mengurus keluarga.

Untungnya, dia mendapat informasi ada sekolah gratis di Pati. Namanya SMK Negeri Jateng Kampus Pati. Ini adalah sekolah yang didirikan khusus bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin. Menerapkan sistem asrama, seluruh biaya sekolah dan uang makan tiga kali sehari ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan pihak terkait. Bank Jateng, misalnya, menanggung uang saku siswa.

Masuk SMK pada 2015, Rizki lulus tiga tahun kemudian sebagai angkatan kedua. Kini, sudah 3,5 tahun dia bekerja di Jepang. Di sana, dia bekerja di bidang pengecatan AC rumah, AC pabrik, dan AC kapal.

Dari gajinya, ia sudah dapat mengangkat derajat orangtuanya. Orangtua dimodali berdagang sehingga mendapat pemasukan yang jelas. Ia juga membeli mobil untuk orangtua dan sepeda motor untuk adiknya yang masih sekolah. Untuk investasi masa depan, ia menyisihkan gajinya membeli tanah di kampungnya di Desa Keser, Kabupaten Blora.

"Alhamdulillah saya bisa mengubah perekonomian keluarga. Saya ingin membuka usaha sepulang dari Jepang nanti," kata putra  pasangan Joko Eko Supriyanto dan Lestari itu, seperti dilansir Liputan6.com, (22 Juli 2022).

Bagi Rizki, SMK Jateng telah memberikan bekal berharga untuk dirinya. Selain ilmu pengetahuan, ia juga dilatih kedisiplinan, kepemimpinan, dan budi pekerti.

Sejak didirikan atas inisiatif Gubernur Ganjar Pranowo pada 2014, SMK Jateng telah melahirkan lebih dari 1.000 lulusan. Ganjar ingin anak-anak orang miskin, terlebih yang berprestasi, tidak sampai putus sekolah.

Ganjar meyakini akar kemiskinan adalah rendahnya pendidikan. Itu sebabnya, salah satu tujuan didirikannya SMK Jateng untuk memutus rantai kemiskinan. Lewat program yang disebut "Putus Kemiskinan Lewat Pendidikan", para alumni diharapkan dapat mengangkat derajat keluarganya.

Hingga 2021, SMK Jateng telah memiliki tiga kampus di Semarang, Pati, dan Purbalingga. Usai lulus, para siswa tidak perlu bingung mencari kerja. Sekolah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan ternama untuk mempekerjakan lulusan SMK Jateng.

Pada 2021, sekolah itu berhasil menjadi SMK terbaik se-Indonesia. Seperti diberitakan iNews.id, pemeringkatan ini dilakukan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) berdasarkan nilai rata – rata Tes Potensi Skolastik (TPS) Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Ke depan, program "SMK Negeri Jateng Sekolah Gratis untuk Siswa Miskin" bakal dikembangkan di 15 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

"Jika sebelumnya cuma ada 3 SMKN Jateng, tahun ini kita tambah 15 dengan sistem semi boarding school. Semoga membawa berkah manfaat untuk kita semua," kata Ganjar seperti dilansir Kompas.com (22 Juni 2022).

Selain Rizki, alumni SMK Jateng lainnya yang juga telah bekerja di Jepang adalah Dwi Angga Setiawan. Lulus dari SMK Jateng kampus Semarang pada 2018, pemuda asal Desa Punggurharjo, Rembang, itu bekerja sebagai operator CNC dan menikmati gaji Rp16 juta per bulan.

Dwi juga sudah mampu mengangkat derajat orang tuanya dengan merenovasi rumah dan membeli tanah dari gajinya.

"Terima kasih Pak Ganjar yang telah mendirikan SMKN Jateng, sehingga saya mampu melanjutkan sekolah dan mampu bekerja di Jepang. Kalau tidak ada SMKN Jateng, saya tidak bisa melanjutkan sekolah dan tidak bisa bekerja di Jepang,” kata putra dari pasangan Tarudi dan Ramijah itu.

Manfaat SMK Jateng juga dirasakan Fajar Jaka Surya. Tiga tahun lalu, Fajar pernah viral karena menulis surat yang menyentuh hati untuk Ganjar. Dalam suratnya, Fajar menyampaikan ucapan terima kasih dari ibunya karena telah memperhatikan kelanjutan pendidikan bagi anak-anak yang orang tuanya tak mampu.

Sang ibu yang bernama Darsini, awalnya tak menyangka anaknya akan dapat melanjutkan sekolah hingga level SMK. Maklum, warga  Desa Bulu RT 6 RW 1, Kecamatan Petarukan, Pemalang, itu sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik tenun dengan pendapat Rp100 ribu per bulan. Sedangkan sang suami telah meninggal dunia sejak Fajar masih duduk di kelas 1 SD. Sejak itu, Darsini seorang diri menghidupi 7 anaknya.

Ketika Fajar mengungkapkan rencananya untuk mendaftar di SMK Jateng, Darsini sempat bimbang memikirkan biayanya. Dalam pikiran Darsini saat itu, kalau pun benar ada sekolah gratis, pastilah butuh uang pelicin atau koneksi orang dalam agar anaknya bisa diterima.

Ternyata, apa yang dipikirkan Darsini jauh berbeda dengan faktanya. Fajar terbukti dinyatakan lolos tanpa uang pelicin dan koneksi orang dalam. Pihak sekolah hanya mengirimkan tim ke rumahnya untuk mengecek apakah Fajar benar-benar dari keluarga miskin.

“Terima kasih Pak Ganjar semoga sekolah saya lancar dan setelah lulus bisa langsung bekerja di perusahaan besar agar bisa saya segera membantu ibu. Kemudian suatu saat saya bisa membangun/memiliki bengkel mobil dan memiliki karyawan serta bisa menaikan haji ibu,” tulis Fajar saat itu.

Tiga tahun berlalu, kini Fajar telah diterima bekerja di perusahaan pertambangan PT Bukit Makmur Utama (Buma) di Kalimantan Timur. Ia bahkan telah diterima bekerja sebelum wisuda kelulusan digelar pada 16 Juni 2022.

Pada hari ketika menghadiri wisuda Fajar, Darsini tak kuasa menahan haru. Salah satu buah hatinya telah menyelesaikan pendidikan dan diterima bekerja di perusahaan pertambangan. Baginya, SMK Jateng telah memberi solusi bagi Fajar dan keluarganya, seperti disampaikan Fajar dalam suratnya kepada Ganjar yang viral itu.

“Dulu kirim surat kepada Pak Gubernur. Isinya terima kasih telah membuka sekolah gratis. Kalau tidak gratis mungkin saya tidak bisa (menyekolahkan),” kata Darsini, dilansir iNews.id (22 Juni 2022).[] YAS