Terbit
13/6/2022
Diperbarui
1/9/2022

Bangkit dari Pandemi? Niat dan Semangat Saja Tak Cukup

Seluruh gerakan yang kita lakukan itu sama sekali bukan sebuah mantra sulap yang bisa langsung mengubah kondisi.
Foto: freepik.com
Ganjar Pranowo

RUMAH sederhana kita itulah yang diimpikan orang jalanan. Penghasilan kecil kita itulah yang diimpikan para pengangguran.

Ini bukan persoalan banyak sedikitnya yang kita punya, tapi tentang bagaimana mensyukuri kondisi sekaligus memahami setiap perjuangan yang dilakukan.

Banyak sekali cerita yang terungkap maupun tak terungkap di masa pandemi. Ada bejibun duka lara, ada juga bahagia yang kelak jadi tumpukan kenangan.

Kita memang tak punya hak memilih takdir, tapi tentang jalan hidup seperti apa yang diukir serta ditinggalkan kita bisa turut menentukan.

Orang ampuh mana yang bisa menolak pandemi? Tapi kita bisa menolak terpuruk karena pandemi. Dan, itulah yang kita pilih.

Pada titik ini kita sama-sama berdiri untuk membuktikan sebuah perjuangan, sekaligus mensyukuri atas segala kondisi.

Sebenarnya kita bisa saja tidak ngapa-ngapain dengan menghadirkan berbagai alasan serta persoalan. Tapi, kan bukan itu yang kita pilih.

Jangankan kita yang sebagai manusia, semut pun kalau diinjak pasti akan memberontak untuk menyelamatkan kehidupan. Karena dalam rangka menyelamatkan kehidupan itu pula, saya sangat mengapresiasi siapapun yang bergerak dalam bidang apapun.

Secara esensi, pergerakan kita dari satu ruang ke ruang lain adalah upaya menolak keterpurukan.

Sukses tidaknya, serta seberapa besar dampak manfaatnya bergantung bagaimana kita mengeksekusi.

Tapi, terlepas dari semua itu, saya berharap kita bisa menata sekaligus menjaga niat, bahwa mulai detik ini kita bersama-sama sedang memperjuangkan sebuah kehidupan.

Asalkan bukan dalam rangka menggugurkan sebuah kewajiban agar kita dianggap telah berjuang.

Niat saja tidak cukup, semangat saja pun tidak cukup. Harus ada gerakan yang harus dilakukan. Silakan, gerakkan tubuhmu, gerakkan pikiranmu, gerakkan jiwamu.

Yang perlu kita sadari, seluruh gerakan yang kita lakukan itu sama sekali bukan sebuah mantra sulap yang bisa langsung mengubah kondisi. Masih banyak jalan yang mesti kita tempuh.

Bukan cuma dari pemerintah, siapa pun yang masih menginjak bumi punya kewajiban sama untuk berusaha bangkit dari segala keterpurukan pandemi.

Yakinlah, kita bisa! Bismillah.[]