Terbit
16/4/2022
Diperbarui
13/8/2022

Membantu Peternak Lebih dari Sekadar Akses Modal

Pada 2021, total penyaluran KUR di Jateng mencapai Rp42 triliun. Jumlah tersebut tertinggi secara nasional.
Perwakilan Queensland menemui Gubernur Ganjar Pranowo pada 2019 membahas sejumlah kerja sama, salah satunya peternakan. | Foto: Arsip Humas Pemprov Jateng

AKSES modal selalu menjadi masalah dalam pengembangan sektor pertanian, termasuk di dalamnya peternakan dan perikanan. Dalam banyak kesempatan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sering menerima curhatan dari petani, peternak, dan nelayan yang mengeluhkan akses modal.

Namun, Ganjar berpendapat, menyelesaikan masalah klasik itu lewat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) saja tidaklah cukup untuk mengembangkan sektor pertanian/peternakan. Diperlukan pendampingan untuk mengelola modal tersebut. Sebab, ada yang memiliki kemampuan mengakses modal, tapi tak paham manajemen.

Masih banyak petani, peternak, dan nelayan yang tidak bisa mengelola keuangannya. Akhirnya membuat mereka kesulitan membayar pinjaman yang sebelumnya untuk modal. Dari situ, sejak lama Ganjar membahas urgensi mendirikan Badan Usaha Milik Petani (BUMP), antara lain bertugas memberikan pendampingan.

Selain bantuan pendampingan dalam pengelolaan modal, peternak juga perlu mengembangkan keterampilan. Hal ini direspons Ganjar dengan menindaklanjuti kerja sama lama Pemprov Jateng dengan Pemerintah Queensland untuk memberikan pelatihan kepada peternak Jateng di Australia.

Bicara KUR, Jateng punya catatan tersendiri. Pada 2018, Jateng dijadikan pilot project peluncuran KUR peternakan rakyat yang kemudian dijadikan role model di Indonesia. KUR khusus untuk peternakan rakyat tersebut diluncurkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Peluncuran dilakukan di Wonogiri sebagai percontohan penyaluran KUR tingkat nasional.

Dalam kegiatan tersebut, Menko Perekonomian (waktu itu) Darmin Nasution berterima kasih kepada Gubernur Ganjar Pranowo yang telah mendorong penyaluran KUR dengan sangat baik. Bahkan, penyaluran KUR di Jateng tercatat yang tertinggi secara nasional. Sektor pertanian, peternakan, dan industri kecil memang menjadi prioritas yang terus didorong oleh Pemprov Jateng.

Pada 2018, sampai bulan Oktober saja, menurut catatan Darmin Nasution waktu itu, penyaluran KUR sudah mencapai Rp 113 triliun. Dari jumlah itu, Jateng mampu menyalurkan Rp 20,4 triliun atau 17,5 persen dari total penyaluran nasional. Prestasi tersebut terus dibukukan oleh Jateng sampai sekarang. Pada 2021, total penyaluran KUR di Jateng mencapai Rp42 triliun. Jumlah itu masih yang tertinggi secara nasional, dengan porsi mencapai 18 persen.

Namun, seperti disampaikan Ganjar Pranowo, pemberian akses permodalan melalui KUR saja tidak cukup. Selain perlu pendampingan dan pelatihan, lebih jauh Ganjar mendorong agar sektor peternakan dapat memiliki sistem data ternak. Sehingga, peternakan Jateng bisa terus didorong hingga terwujud kedaulatan pangan.

Sebagaimana data di sektor pertanian, Ganjar menghendaki adanya sistem informasi ternak. Dengan data tersebut, maka akan diketahui berapa banyak jumlah peternak, beternak apa, punya siapa, ada di mana, usianya berapa, kondisinya seperti apa, dan seterusnya.

Sistem data tersebut nantinya akan dapat memuat jumlah riil ternak yang ada di Jateng, sekaligus penyebarannya. Sehingga, memudahkan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang dapat mendorong dan meningkatkan sektor peternakan.

Ganjar memiliki kepedulian besar terhadap sektor peternakan lantaran potensi pengembangannya di Jateng sangat bagus. Pada 2017, saat berlangsung program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab), Jateng berhasil memperoleh peringkat satu nasional dengan realisasi  658.179 ekor akseptor sapi. Jika dibandingkan dengan target 514.984 ekor akseptor sapi, capaiannya menembus 127,81 persen.

Potensi itu tentu harus terus ditingkatkan melalui sinergisitas antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, agar dapat mewujudkan kedaulatan pangan. Di samping itu, juga membantu pengentasan kemiskinan dan perbaikan gizi masyarakat Jateng.

Terkait itu, Ganjar Pranowo–sosok yang digadang akan menjadi penerus Jokowi–mengingatkan, pengembangan sektor peternakan harus diarahkan pada pengembangan peternakan berbasis komoditas unggulan.[]