Terbit
18/11/2022
Diperbarui
18/11/2022

Gerakan 1000 Embung Lampaui Target, Naikkan Produktivitas Pertanian hingga Hadirkan Destinasi Wisata Baru

Meski target sudah dicapai, Ganjar rupanya akan melanjutkan program ini, mengingat keberadaan embung mampu menunjang produktivitas para petani.
Destinasi wisata Embung Bansari. Sumber Foto: Detikcom

Jawa Tengah menjadi salah satu penyangga pangan terbesar di tanah air. Keberlimpahan ini tentunya patut disyukuri dengan menjaga produktivitas pertanian sebaik-baiknya.

Salah satu faktor yang sempat menjadi kendala para petani di sejumlah daerah adalah sulitnya pasokan air saat musim kemarau.

Ganjar tak memungkiri, kondisi itu juga menjadi perhatian serius yang kini sedang diselesaikan. Maka sejak 2015, Ganjar fokus pada pengembangan sektor pertanian dengan program gerakan seribu embung.

Kini target itu sudah terlampaui. Totalnya bahkan mencapai 1.135 embung yang telah terbangun di beberapa wilayah pertanian di Jateng.

Pembangunan embung yang diinisiasi Ganjar Pranowo tersebut dianggarkan dari bantuan keuangan (Bankeu) Pemprov Jateng, serta dari bantuan pemerintah pusat. Untuk pembangunan yang saat ini masih berlangsung salah satunya berada di Desa Kalibareng, Patean, Kabupaten Kendal, dengan anggarannya senilai Rp 3,47 milyar.

Keberadaan embung dirasakan sangat membantu aktivitas para petani. Sebab saat musim kemarau datang, petani bisa memanfaatkaan irigasi dari sana. Sebaliknya, saat musim penghujan, embung dapat berfungsi sebagai penampung air, sehingga mampu menghalau banjir yang bisa merusak lahan pertanian.

Hasilnya para petani pun kini bisa panen tiga kali dalam setahun, bahkan dengan kualitas yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Seperti diraskan Sadiman, petani di Desa Guworejo Kabupaten Sragen. Ia bercerita, para petani yang wilayahnya sudah memiliki embung sekarang kondisinya cukup makmur. Mereka bisa panen lebih banyak dengan kualitas yang juga lebih bagus.

"Dulu masa tanam ketiga selalu kesulitan air, sekarang dengan adanya embung petani bisa menikmati panen tiga kali," ujarnya seperti diberitakan Radar Solo.

Tak hanya itu, menurutnya hasil panen petani juga meningkat setelah ada embung. Jika sebelumnya satu hektar hanya bisa panen 5 ton padi, kini mudah bagi mereka bisa mencapai 7 ton dalam sekali panen.

Meski target pembangunan sudah berhasil dicapai, Ganjar rupanya akan meneruskan program ini, mengingat keberadaan embung mampu meningkatkan produktivitas pertanian. Terkait pendanaan, Ganjar juga akan menggandeng pihak lain.

"Maka kita akan teruskan program ini, dan semakin hari semakin bisa kita punya cara untuk melibatkan pemangku kepentingan, sehingga sumber anggarannya tidak dari pemerintah saja. Mungkin CSR, filantrop kita bisa jadikan satu untuk membuat lebih banyak lagi," ujarnya dikutip dari Merdeka.com.

Bahkan karena manfaatnya yang besar, pembangunan embung juga mampu menggerakan seorang petani di Kendal menghibahkan lahannya untuk dijadikan lokasi embung. Petani dermawan itu bernama Subari warga Desa Kalibareng, Kendal. Tak tanggung-tanggung, Subari menghibahkan 1800 m2 lahannya untuk dibangun embung demi kemaslahatan para petani setempat.

Pada upacara Hari Pahlawan 10 November 2022, Ganjar sempat menghadirkan Subari ke atas panggung. Ganjar tak henti menyampaikan rasa terima kasih, hingga mengenalkan Subari ke khalayak sebagai sosok pahlawan karena keluasan hati dan kerelaanya dalam berkorban.

 

Menjadi Sumber Air Bersih

Selain membantu aktivitas pertanian, keberadaan embung rupanya juga dimanfaatkan warga sebagai sumber air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Misalnya adalah Warga di Desa Gudangharjo, Kecamatan Parunggupito, Kabupaten Wonogiri. Sebelumnya, musim kemarau menjadi momok tersendiri bagi warga setempat. Sebab air bersih sudah pasti sulit didapatkan. Mereka pun terpaksa harus membeli air tanki sehingga menambah beban pengeluaran.

Namun sejak dibangun embung pada 2016, persoalan itu kini telah hilang. Warga beramai-ramai menggunakan embung untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan lain-lain. Tak hanya itu, masyarakat juga memanfaatkan air embung untuk keperluan beribadah di masjid.

"Manfaat dari embung betul-betul sangat membantu warga sekitar untuk air minum, wudhu di masjid dan buat minum ternak," ujar Endiyanto, warga setempat,dikutip dari Inews. Sebanyak 400 kepala rumah tangga atau hampir 95 persen penduduk di desa itu, kini, mengandalkan air bersih dari embung.

Destinasi Wisata Baru

Embung Bansari di Desa Bansari Kabupaten Temanggung menjadi salah satu contoh sukses bagaimana keberadaan embung mampu menjadi destinasi wisata. Embung Bansari ini lokasinya berada di lereng gurung Sindoro.

Pemandangan di sekelilingnya yang mampu memanjakan mata tentu juga menambah daya pikat tersendiri para pengunjung. Untuk datang ke lokasi ini pengunjung cukup dikenai Rp. 5000.

Setiap harinya banyak wisatawan yang berkunjung ke sana. Terlebih saat akhir pekan, tidak sedikit pengunjung yang menginap dengan mendirikan tenda.

Kepala Desa Bansari, Herlan, dikutip dari Detikcom mengungkapkan, fungsi yang pertama Embung Bansari untuk kebutuhan air untuk petani. Kemudian di satu sisi, karena Embung Bansari ini berada di ketinggian 1.400 MDPL, juga mempunyai pemandangan atau view yang cukup bagus.

"Karena keindahan itu, Embung Bansari kini menjadi salah satu tujuan wisata di Kabupaten Temanggung," katanya.

Adanya aktivitas pariwisata ini pun secara otomatis mampu menggeliatkan perekonomian warga setempat.