Terbit
10/6/2022
Diperbarui
13/8/2022

Gotong Royong Bangun Rumah Layak Huni

Pemprov Jawa Tengah tiap tahun menargetkan bisa merampungkan sekitar 100.000 unit rumah tidak layak huni.
Rumah Jamin yang akan direnovasi. Foto: Humas Pemprov Jateng. Ilustrasi thumbnail: Unsplash/Sol
AN

DUA tahun Jamin dan istrinya terpaksa pindah rumah, mengungsi ke rumah anaknya. Warga Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu harus pasrah karena rumahnya sering terendam air.

Ia sudah berusaha meninggikan fondasi rumah, tapi upayanya sudah mentok. Setiap hujan turun begitu deras, air masih masuk ke rumah. Sebagai buruh tani, pendapatannya tak menentu—upaya perbaikan seadanya dilakukan oleh warga Dusun Duwari, Desa Pengkol, Kecamatan Penawangan itu.

Kamis (17 Juni 2021), Jamin menerima kabar gembira. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertamu di rumahnya dan kaget begitu melihat rumah Jamin yang terendam air.

Jamin bercerita kepada gubernur bahwa sehabis bekerja, dirinya sudah memaksa diri menyisihkan uang untuk tabungan perbaikan rumah. Namun, setahun pandemi, kerjanya makin serabutan. “Akhirnya rencana renovasi berhenti. Ini baru sempat meninggikan fondasi,” ujarnya.

Kedatangan Ganjar bukan ujug-ujug. Pemprov Jateng memang memiliki program bedah rumah. Dan, rumah Jamin ialah salah satu yang akan dibedah. Ganjar datang menyerahkan bantuan dan memastikan bahwa Jamin mendapatkan rumah yang lebih layak untuk ditinggali.

“Ini nanti biar dibantu Dinas Perumahan dan Permukiman Jateng,” katanya. Ia meminta agar pembangunan rumah bukan diserahkan kepada tukang, tapi dibangun bersama-sama alias gotong royong oleh tetangga sekitar.

Wis dibangun nggo kerik desa gugur gunung,” ujar Ganjar yang dalam bahasa Indonesia artinya pengerjaan bangunan dikerjakan secara gotong royong.

Program bedah rumah atau Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) adalah salah satu program Pemprov Jateng sejak Ganjar memenangkan Pilgub 2013. Program ini sebagai salah satu untuk mengentaskan kemiskinan, mengupayakan warga miskin agar memiliki hunian yang nyaman dan aman. Kala itu, pemprov menargetkan lebih dari 1,5 juta rumah harus diperbaiki.

Ganjar sadar diri bahwa program itu tidak akan berhasil tanpa sokongan atau kolaborasi dengan pihak lain. Maka, beda rumah tersebut sejatinya bukan wabilkhusus dilakukan oleh Pemprov Jateng, tapi juga dari Baznas Jateng, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah desa melalui Dana Desa, BUMD, BUMN, dan perusahaan swasta melalui program corporate social responsibility (CSR).

Begitulah yang diinginkan Ganjar: ada kerja gotong royong.

Data Dinas Perumahan dan Permukiman Jateng menyebutkan, selama 2019 sebanyak 102 ribu unit rumah berhasil dibangun. Namun, pada 2020 hingga 2021 semua progam terkendala pandemi Covid-19, termasuk RTLH.

“Pandemi Covid-19 mempengaruhi perbaikan RTLH. Pemerintah daerah banyak melakukan refoucsing anggaran,” ujar Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Jateng Arief Djatmiko.

Arief mengatakan, tiap tahun dinas menargetkan bisa merampungkan sekitar 100 ribu unit. Namun, sepanjang 2020 hingga 2021, rumah yang dibangun baru sebanyak 86.382 unit. Dari jumlah ini, pembangunan yang bersumber dari APBD Provinsi sebanyak 11.152 unit.

Jumlah tersebut memang masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018 yang sebanyak 827.009 unit—target periode kedua Ganjar. Belum lagi, data tambahan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang mencapai 805.062 unit.

Namun, pada periode pertama 2013-2018, program RTLH sudah berhasil menyelesaikan 725.000 unit.

Sementara, hingga awal Mei 2022, pembangunan terus dikebut dan telah berhasil mencapai 6.258 unit. Semua pembangunan ini berasal dari APBD dan Baznas. Baznas memberikan bantuan senilai Rp20 juta per unit.

Tahun 2022, dari APBD Provinsi Jateng dialokasikan renovasi sebanyak 11.417 unit rumah.

Ganjar menyebut sinergi pemprov dan Baznas juga berkat dukungan para pegawai negeri di seluruh Jawa Tengah. Mereka rajin membayar zakat, infaq dan sedekah melalui Baznas. Pada Idul Fitri 2022, jumlahnya meningkat 100 persen dari sebelumnya.

Capaian itu berkat Gerakan Cinta Zakat yang dicanangkan Ganjar. Baznas menyebut Jateng menjadi provinsi dengan perolehan zakat, infak, dan sedekah terbesar di Indonesia. Selama 2021, Baznas telah mengeluarkan Rp3 miliar untuk bantuan 318 unit rumah.

“Oleh karenanya, (ZIS tersebut) bisa dimanfaatkan untuk hal-hal seperti ini. Ini spirit gotong royong kawan-kawan dan bentuk partisipasi dalam percepatan penanggulangan kemiskinan," kata Ganjar.[] AN