Terbit
18/8/2022
Diperbarui
18/8/2022

Sepak Terjang di Senayan (1): Berkah Nomor Urut Tiga

Mantan Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraf menyebut Ganjar Pranowo sebagai seseorang yang cerdas, good looking, dan santun.
Foto: Humas Pemprov Jateng

SETELAH beberapa tahun bergabung dengan PDIP, pada 2004 Ganjar Pranowo mendaftar sebagai calon anggota DPR RI.  Salah satu orang yang mendorongnya agar mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif adalah mantan Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraf.  

Sonny Kerat bercerita, saat itu dirinya dan Ganjar Pranowo sama-sama sebagai pengurus Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat PDIP. Ini semacam sekolah tempat para politisi PDIP dari seluruh Indonesia ditempa untuk penguatan kompetensi intelektual, politik, manajemen dan ideologi partai.

Sonny Keraf yang saat itu menjabat sebagai wakil kepala sekolah memperjuangkan agar Ganjar mendapat nomor urut kecil sehingga peluangnya untuk lolos ke DPR bisa lebih besar. Nomor jadi, istilahnya.

“Ganjar ini orangnya cerdas. Good looking dan santun juga. Mereka yang sudah digembleng di sekolah kader harus lolos. Dalam pikiran saya, Ganjar harus bisa lolos, pahit-pahitnya sebagai pengganti antar waktu,” kata Sonny Keraf.

Proses pencalegan Ganjar lalu digodok oleh DPP PDIP. Awalnya Ganjar hendak ditempatkan di salah satu daerah pemilihan (Dapil) di Jawa Timur, tapi kuotanya sudah terisi penuh. Begitu juga di Dapil Karanganyar dan Purworejo yang merupakan kampung halaman Ganjar.

Akhirnya, Ganjar ditempatkan di Dapil 7 yang meliputi Kebumen, Banjarnegara, dan Purbalingga. Ia menempati nomor urut 3. Urutan nomor satu ditempati oleh Jakob Tobing.

Menurut Sonny, saat itu diperkirakan PDIP akan mendapat dua atau tiga kursi dari daerah pemilihan tersebut. Jika pun perolehan suara Ganjar tidak cukup, dia masih bisa menggantikan Jakob Tobing  yang sebenarnya sudah disiapkan untuk menjadi Duta Besar RI di Korea Selatan.

Skenario itu ternyata tak meleset. Hasil penghitungan suara Pemilu Legislatif 2004 di Dapil  Jawa Timur hanya meloloskan dua politisi PDIP. Ganjar yang berada di urutan ketiga tak lolos ke Senayan.

Untungnya, “dewi fortuna” berpihak kepadanya. Seperti sudah diperkirakan di awal, Jakob Tobing yang menempati nomor urut satu diberi tugas lain oleh Presiden Megawati. Dia ditugaskan sebagai Duta Besar RI untuk Korea Selatan.

Walhasil, Ganjar yang semula berada di urutan nomor 3, naik ke posisi nomor 2, dan dilantik menjadi anggota DPR RI periode 2004 – 2009.  

Ganjar terjun ke dunia politik dengan modal kesederhanaan, budi pekerti luhur dan nilai-nilai idealisme untuk berbuat sesuatu bagi bangsa dan negara.

Di DPR RI, Ganjar ditugaskan di Komisi IV yang membidangi pertanian, lingkungan hidup dan kehutanan, juga kelautan. Ganjar juga duduk di Badan Legislasi DPR RI (2004-2009). Pada 2007, ia didaulat sebagai Ketua Pansus RUU tentang Partai Politik. Tahun yang sama Ganjar juga menjadi Ketua Pansus Khusus RUU tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Pada Pemilu Legislatif 2009, Ganjar kembali mencoba peruntungannya. Kali ini dia terpilih dengan memenuhi syarat perolehan suara.  Pada periode kedua keberadaannya di DPR RI, Ganjar menempati posisi sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reformasi Agraria. Ganjar juga bertugas sebagai Anggota Pansus Angket Bank Century, Tim Pengawas Century di DPR RI, dan mengawal Undang-Undang Desa.

Koleganya di DPR RI mengenal Ganjar sebagai sosok politisi yang santun, cerdas, sopan namun tegas dan berani ketika menyampaikan argumentasi di setiap rapat-rapat yang diliput media massa secara terbuka.

Hal itu pula yang dilihat oleh mantan Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraf dari sosok Ganjar Pranowo.

“Saya sudah melihat kemampuan intelektual dia, juga kemampuan komunikasinya. Orangnya santun, pintar. Kalau mengkritik atau menjawab dengan keras, itu dia bisa lakukan dengan cara Jawa. Walaupun substansi materi yang disampaikan tajam dan mengkritik, tapi itu dilakukan dengan senyuman, sehingga orang yang dicecar itu tidak tersinggung,” kata Sonny.

Selain itu, Ganjar juga dikenal karena integritasnya. Pada 2008, misalnya, Ganjar bersama Fraksi PDIP memutuskan untuk mengembalikan dana legislasi yang sebenarnya telah dianggarkan secara resmi oleh DPR RI.

Namun, karena merasa rakyat lebih membutuhkannya, uang itu akhirnya dikembalikan ke kas negara dengan harapan dapat disalurkan kepada rakyat miskin.  Uang yang dikembalikan itu berjumlah Rp3,4 miliar.  

Dengan cara itu, Ganjar membuktikan kepada konstituen yang telah memilihnya bahwa ia benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat yang diwakilinya di Senayan.[] YAS