Terbit
16/8/2022
Diperbarui
18/8/2022

Jika Tuhan Saja Diingkari, Itu Kebangetan

Mari tetap eling lan waspodo agar kita bisa melakukan lompatan besar ketika negara-negara lain tidak bisa melakukan banyak pekerjaan.
Ilustrasi. Foto: vectorstock.com
Ganjar Pranowo

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam Sejahtera untuk Kita Semua.

Om Swastiastu. Namo Buddhaya. Rahayu.

HADIRIN sekalian. Dalam peringatan hari jadi ke-72 Provinsi Jawa Tengah ini, kita sama-sama menerima pukulan menyakitkan dengan ditangkapnya bupati dan beberapa pejabat Kabupaten Pemalang beberapa hari lalu oleh KPK.

Ada noda yang terlempar ke muka kita, ada pengkhianatan yang kita terima pada hari yang mestinya kita merasa bangga dan bahagia. Apa sih susahnya tidak korup? Kalau pengin kaya, ya jangan jadi pejabat.

Sekali lagi lagi saya ingatkan, siapa pun Anda kalau pengin kaya, jangan bermimpi jadi pejabat. Karena jabatan bukan jalan mencari kekayaan, ini adalah ruang pengabdian. Kalau Anda pejabat, berlakulah sewajarnya. Karena kita dituntut untuk adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.

Silakan diingat saat kita bersumpah ketika dilantik menerima jabatan. Bukan lagi nama anak, bukan nama istri atau orangtua. Tapi, nama Tuhan yang kita sebut.

Demi Allah saya bersumpah. bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Memegang teguh UUD Negara Republik Indonesia 1945 dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya, serta berbakti pada masyarakat, Nusa dan Bangsa.”

Jika Tuhan saja sudah diingkari, ya Allah, kebangeten tenan.

Bapak ibu saudaraku sekalian. Saya cuma bisa mengingatkan, apapun pekerjaan kita, mari jalankan sebaik-baiknya. Jaga kehormatan. Jangan lantas karena punya jabatan, membuat kita lupa daratan.

Kadang saya malu ketika melihat ketulusan kerja para petani, melihat kegigihan para kuli bangunan, menyaksikan ketelitian para penyapu jalanan serta para ASN yang teguh memegang integritas.

Beberapa hari lalu waktu ngobrol dengan petani Bawang Putih di Kabupaten Tegal, saya nggregel bapak ibu. Bertahun-tahun mereka dihajar habis oleh bawang putih impor. Bertahun-tahun mereka tidak berdaya. Tapi tetap saja tidak mau menyerah.

Mereka melawan sebisa-bisanya dengan pergi ke sawah, menanam sebanyak-banyaknya, merawat sebaik-baiknya, lalu panen kemudian kembali kalah. Keyakinan mereka cuma satu, bawang putih lokal akan kembali menemukan kejayaan masa silam. Karena kualitasnya yang jauh lebih baik.

Kalau saudara-saudara kita para petani berani berjuang habis-habisan seperti itu, kita dosa besar jika cuma diam. Apalagi selama ini Jawa Tengah jadi provinsi dengan produksi bawang putih terbanyak nasional.

Dan, alhamdulillah, kemarin kita luncurkan learning center bawang putih di sana yang dibantu Bank Indonesia, IPB & Pemkab Tegal. Dengan pendampingan gotong royong seperti itu kita harapkan bawang putih akan kembali menemukan masa-masa indahnya.

Bapak ibu hadirin sekalian. Itulah harga diri. Tetap berjuang meski terus tersakiti. Bukan justru menyakiti yang sedang berjuang. Masih banyak sekali pekerjaan rumah yang mesti kita selesaikan. Infrastruktur, perekonomian, sosial budaya, sumberdaya manusia termasuk teknologi. Apalagi pasca dua tahun kita digerus oleh pandemi.

Untuk infrastruktur, jalan misalnya. Alhamdulillah dari 2.404 km jalan provinsi saat ini 90 persen lebih kondisinya sangat baik. Di musim kemarau ini, perbaikan langsung kita genjot agar minimal sampai akhir tahun kondisi jalan provinsi yang baik bisa mencapai 95 persen.

Selain itu masih juga terus kita dorong percepatan pembangunan jalan tol Semarang-Demak agar sekaligus bisa jadi penghalau rob di kawasan pesisir utara.

Mengapa infrastruktur ini jadi penting, karena salah satu syarat utama pembangkitan perekonomian ya lewat pembangunan infrastruktur.

Di Kabupaten Magelang misalnya. Tahun lalu, kita serahkan bangub Rp. 7,25 miliar untuk pembangunan jembatan. Jembatan tersebut jadi kunci lalu lintas menuju pasar di Desa Senowo. Sekaligus jadi akses evakuasi Merapi. Begitu jembatan selesai dibangun, alhamdulillah PAD desa naik dan penjualan pedagang meningkat.

Tapi, yang perlu kita catat, pembangunan infrastruktur bukan sekadar soal keindahan atau kemegahan. Tapi, seberapa besar dampak kemakmuran yang bisa dirasakan masyarakat.

Ini belum lagi soal pembangunan bandara, kawasan industri, desa wisata serta waduk sebagai penunjang utama sektor pertanian.

Dan, alhamdulillah, dengan segala kekuatan tersebut, setelah kasus Covid-19 berangsung menurun, kondisi perekonomian Jawa Tengah terus mengalami peningkatan.

Dari 5,12 pada kuartal pertama tahun 2022 menjadi 5,66 pada kuartal ke 2. Ekspor Jawa tengah pun meningkat 41,02 persen dari US$ 780 juta menjadi US$ 1,1 miliar.

Capaian tersebut juga diimbangi dengan penurunan impor sebesar 18,12 persen dari US$ 1,33 miliar menjadi US$ 1,09 miliar. Inflasi pun juga turun 0.69 persen dari 4,97 persen menjadi 4,28 persen.

Maaf bapak ibu hadirin sekalian. Data-data itu saya sebut bukan untuk menambah pusing panjenengan.

Data-data tersebut adalah cerminan kerja kita semua selama ini.

Bukan cuma kerja pemerintah, ini adalah capaian kerja seluruh elemen yang ada di Jawa Tengah.

Ya pedagang, petani, para bupati & walikota serta pegawai negeri, guru, karyawan-karyawan pabrik, pelaku UMKM, pengusaha, penjaga kafe, sopir, tukang ojek, pegiat wisata dan siapa saja yang berjuang untuk perbaikan keadaan. Bagi saya, kerja keras itulah kado terindah dalam perayaan hari jadi Jawa Tengah ke 72 ini.

Tapi, bapak ibu hadirin sekalian. Sak bejo bejaning wong lali, isih bejo wong kang eling lan waspodo. Meski terdengar klise, tapi itulah petuah terbaik agar kita jangan lupa memperkuat diri. Pasca pandemi ini dunia bergerak semakin gila. Kemajuan teknologi semakin cepat terjadi.

Komunikasi semakin tak terbatas dimensi. Persaingan hingga perselisihan gampang terjadi. Bukan hanya level keluarga, tapi juga level antarnegara. Kita tidak tahu, setelah peperangan Rusia-Ukraina ini masihkan akan berlanjut ke negara lain di tempat lain.

Tapi, yang kita tahu, saat ini dunia mengalami gejolak yang luar biasa. Harga pangan naik, energi naik, dan memicu kenaikan segala macam barang produksi. Sehingga, mau ataupun tidak negara kita juga terkena imbas.

Mari tetap eling lan waspodo agar kita bisa melakukan lompatan besar ketika negara-negara lain tidak bisa melakukan banyak pekerjaan. Yang petani, ayo jangan cuma jadi petani biasa-biasa saja.

Yang pelaku UMKM, pengusaha tambak, nelayan, guru, pelajar hingga mahasiswa, ayo kembangkan apa yang saat ini kita punya. Para ilmuwan silakan turun gunung untuk membantu. Ini adalah momen yang tepat untuk kita semakin erat bergotong royong mencapai kemajuan dan kemakmuran.

Ketika dunia tengah mengalami krisis pangan, kita punya potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dunia. Bukan cuma beras. Potensi pangan alternatif kita sangat banyak. Kalau kita tidak punya gandum, kita masih punya porang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, singkong, bahkan sagu.

Maka dengan ini saya mengundang, hai saudara-saudara para ilmuwan, silakan datang ke Jawa Tengah. Ayo gotong royong membangun pertanian pangan alternatif!

Saat ini Jawa Tengah cuma bisa memproduksi Jagung 3,5 juta ton pertahun, memproduksi singkong 3 juta ton, Ubi jalar 140 ribu ton.

Saat ini kita juga tengah menggenjot pertanian sorgum yang produktivitasnya mencapai 9 ton per hektare. Serta, menggenjot porang di 4.000 ha lahan yang tersebar di seluruh kabupaten kota di Jawa Tengah.

Optimalisasi produktivitas dan potensi pangan alternatif yang ada di Jawa Tengah ini bukan cuma bisa kita gunakan untuk memperkuat konsumsi dalam negeri. Pasar ekspor sangat sangat terbuka untuk kita garap. Ayo gotong royong mengelola dan mengoptimalkan seluruh potensi itu.

Inilah momen yang sangat tepat untuk mewujudkan kedaulatan dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan mengejawantahkan kepribadian dalam kebudayaan. Bapak ibu hadirin sekalian. Kesempatan emas ini tidak akan datang kedua kali.

Pilihannya cuma satu, kita mau jadi biasa-biasa saja atau mau menjadi adidaya? Kencangkan tali sepatumu, kuatkan ikat pinggangmu. Kita akan berlari kencang mulai hari ini.

Semoga kita senantiasa mendapat kekuatan untuk terus berbuat baik. Terima kasih.[]

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

*Ini adalah pidato Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam peringatan HUT ke-72 Jawa Tengah pada Senin (15 Agustus 2022).