Terbit
31/5/2022
Diperbarui
13/8/2022

Kampus Biru (3): Kamar Mungil Om Ga di Sorosutan

Bisanto dan Sumaryanti sering kali dipanggil dengan sebutan “bapak-ibunya Ganjar Pranowo”.
Ganjarpranowo.com/AN

RUMAH berwarna biru-kehijauan atau turquoise itu berada di Jalan Pakel Baru Selatan Nomor 13—selemparan batu dari lapangan Sidokabul. Di Kelurahan Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta, rumah itu sudah menjadi viral, dibicarakan banyak orang, lantaran salah satu penghuninya menjadi tokoh terkenal.

Di sebuah kamar mungil, berukuran 3 meter X 2 meter, tersimpan banyak memori tentang seorang anak muda gondrong, pendiam, dan sedikit cuek dengan penampilan jeans ala rocker.

Anak muda itu adalah Ganjar Pranowo. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Monggo pinarak mlebet…” ujar Sumaryanti dalam bahasa Jawa halus seketika membukakan pagar, lalu mempersilakan kami masuk ke rumah. Perempuan paruh baya itu begitu grapyak—sangat menyenangkan dan ramah—meski dengan orang yang belum dikenalnya.

“Ini dari mana?”

“Dari Jakarta. Dari tim penulis ganjarpranowo.com.”

“Ya Allah…” sahut Sumaryanti sambil menepuk pahanya dengan kedua telapak tangannya.

Mendengar nama “Ganjar Pranowo”, ia tampak terkejut sekaligus bungah. Ia segera memanggil suaminya, Bisanto. Suaminya adalah lelaki berperawakan tinggi dengan rambut di kepala yang sudah menipis. Suaranya lirih sehingga perlu mendekat jika berbicara dengannya. Obrolan pun mengalir dalam bahasa campuran Jawa dan Indonesia.

Bisanto (65) dan Sumaryanti (52) turut menjadi “orang kondang” di Sorosutan. Orang-orang di daerah itu sering kali memanggil mereka dengan sebutan “bapak-ibunya Ganjar Pranowo”.

“Di sebuah hajatan kemarin, saya baru mau makan, tiba-tiba ada yang nyamperin dan ngomong: ‘Saya doakan ya bu, semoga anaknya, Pak Ganjar, bisa menjadi orang sukses,” cerita Sumaryanti saat ditemui pada Jumat (27 Mei 2022).

Sumaryanti dan Bisanto di depan bekas kamar kos Ganjar.
Kondisi kamar terkini setelah penyekat ruangan dibongkar.

Sejak Ganjar menjadi anggota DPR RI pada 2004, nama keduanya ikutan-ikutan viral, menyebar ke mana-mana. Namun, sebutan sebagai “bapak-ibunya Ganjar Pranowo” makin populer setelah Ganjar terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah pada 2013.

Bisanto dan Sumaryanti beberapa kali diwawancarai wartawan. Namun, mereka mengaku suka takut karena bisa-bisa salah bicara. “Takut keceplosan ngomong, karena wartawan kan suka mancing-mancing. Kowe ki nek ngomong sing ati-ati,” ujar Bisanto berpesan kepada istrinya yang duduk di sampingnya.

Sejak karier Ganjar meroket, kata Bisanto, rumahnya juga menjadi persinggahan banyak kader PDIP yang mau nyalon. Orang-orang menyebutnya “ngalap berkah”, biar siapa tahu ikut-ikutan sukses seperti Ganjar Pranowo. “Bahkan, ada yang bercandaan: ‘biar jadi, mandi sekalian di tempat Pak Bisanto,” kata Bisanto.

Kamar tidur itu sekarang masih utuh. Kini dipakai Bisanto dan Sumaryanti untuk menyimpan berbagai perabotan katering dan tabung gas elpiji 3 kg. Sumaryati kini sibuk dengan membuka jasa katering untuk sekolah dan penginapan. Bisanto sengaja masih mempertahankan ruangan kecil yang penuh dengan kenangan tersendiri meski sudah ditinggalkan Ganjar.

Ruangan di sisi kanan rumah utama itu kini terlihat lebih memanjang karena tripleks sebagai penyekat kamar telah dibongkar. Bisanto hanya merawat tembok dengan mengecatnya. Pintu kamar masih sama, hanya kini telah dicat. Lantainya masih berbahan tegel alias ubin berukuran 20 centimeter. Yang berbeda, halaman rumahnya yang dulu tanah kini telah dipasang keramik.

Cerita Bisanto tentang gambaran kamar kos Ganjar tak jauh beda dengan yang disampaikan Sugeng “Jabrik” Triono, teman karib Ganjar di Fakultas Hukum UGM, yang sering main ke kos tersebut. Kamar sempit itu, mulanya sebuah garasi, kemudian disekat dan dialasi karpet. Jadilah kamar Ganjar selama masa sekolah di BOPKRI 1 dan kuliah.

Ganjar tinggal di rumah itu sebetulnya bersama kakaknya, Pri Kuntadhi alis Mas Kunto dan istrinya, Mbak Ika. Kedua kakaknya tinggal di samping rumah—Ganjar tinggal melewati sebuah pintu samping untuk menjangkau rumah kakaknya. Rumah itu juga masih milik Bisanto.

Bisanto, yang dulu sebagai sopir truk, bercerita bahwa sebelum mereka tinggal di rumahnya, dirinya sudah lebih dulu mengenal Mas Kuntho, seorang polisi di Polsek Umbulharjo. Ia pulalah yang menawari Mas Kuntho untuk tinggal di rumahnya. Akhirnya, mereka pindah dari mes polisi ke Jalan Pakel Baru Selatan.

Awal Maret 2022, Ganjar sempat berkunjung ke rumah Bisanto. Ganjar biasa memanggil mereka dengan Mas Bisanto dan Mbak Sumaryanti. Ganjar mengajak anak semata wayangnya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar.

Ia menceritakan pertemuan penuh nostalgia di Instagram dan Twitter-nya. Ia terkenang tentang tagihan uang kos dan uang bulanan yang telat diterima, hingga air kran yang mampat. “Selalu ada cerita di setiap kos-kosan, yang selalu terkenang hingga jadi dongeng indah untuk anak dan cucu di masa depan,” tulis Ganjar, pada 8 Maret.

Di mata Sumaryanti, Ganjar muda memiliki pembawaan yang kalem, pendiam, dan sedikit cuek. “Anaknya enggak aneh-aneh, tertutup juga,” kata dia. Baik Bisanto maupun Sumaryanti dulu memang jarang ngobrol intens dengan Ganjar, hanya seperlunya.

Soal makanan sehari-hari, Ganjar adalah orang yang nerimo, enggak neko-neko, kenang Sumaryanti. Yang jelas, kesukaan Ganjar ialah sambal bawang atau sambal korek.

Menurut Bisanto, Ganjar juga anak yang prihatin, gemar puasa Senin-Kamis. Ganjar terbiasa berjalan kaki sejauh sekitar 1,5 km terlebih dulu sebelum naik angkutan menuju kampus.

Keduanya menilai Ganjar dan keluarganya adalah sosok yang sopan dan penuh perhatian. Bisanto mengatakan hal itu bukan karena Ganjar kini telah menjadi “orang”. Pada 2006, ketika Yogya dilanda gempa bumi, Ganjar sempat menanyakan kondisi mereka. Begitu pun saat menjadi gubernur, beberapa kali mampir ke rumahnya. Ganjar tak pernah lupa dengan kenangan di kamar kecil itu.

“Enggak hanya Pak Ganjar, seluruh keluarganya benar-benar baik dengan kami, perhatian. Mas Budi (Pri Pambudhi Teguh, kakak kedua Ganjar yang kini Hakim Agung di Mahkamah Agung, red), juga perhatian sama kami, bahkan sama anak-anak kami,” kata Sumaryanti.

Di rumah itu, Ganjar sering dipanggil oleh anak-anak Bisanto dan Sumaryanti dengan sebutan “Om Ga”. Kedua "orangtuanya" itu pun berdoa semoga Om Ga mendapatkan impian yang terbaik.[] AN