Terbit
15/6/2022
Diperbarui
13/8/2022

Kartu Jateng Sejahtera untuk Mereka yang Tak Berdaya

Program Kartu Jateng Sejahtera dinilai telah berkontribusi menekan angka kemiskinan di Jawa Tengah.
Salah satu penerima bantuan Kartu Jateng Sejahtera yang diberikan oleh Dinas Sosial Jateng pada 2021. Foto: Humas Pemprov Jateng

SETAHUN Poniman sakit keras. Ia terbaring tak berdaya di sebuah bedeng kayu berukuran 3 x 2 meter yang dibuatkan warga untuknya. Di sana, pria berusia 68 tahun terbaring sendirian lantaran tak punya keluarga.

Untunglah, warga Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, bermurah hati merawat dan menyediakan makanan untuknya.

Sempat tak tersentuh bantuan pemerintah,  pada 14 Agustus 2021 Poniman akhirnya dievakuasi ke fasilitas pelayanan lansia di Panti Werdha Pucang Gading, Semarang.

Poniman juga mendapat Kartu Jateng Sejahtera, sebuah program bantuan untuk warga Jawa Tengah yang  tidak terdata atau tercecer dalam pendataan Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial.

Bantuan serupa juga diterima oleh Tablig Isa Hananto, warga Jomblang Perbalan yang menderita gangguan jiwa sejak belasan tahun.

Program Kartu Jateng Sejahtera diberikan kepada warga Jawa Tengah yang mengalami sakit kronis, penyandang disabilitas, kaum lansia, dan gangguan kejiwaan, tapi mereka luput dari pendataan sebagai penerima bantuan sosial pemerintah pusat.

Pemprov Jawa Tengah mengucurkan bantuan sebesar Rp3 juta per tahun atau Rp250 ribu per bulan yang diberikan tiga bulan sekali.

Bantuan itu akan diterima mereka hingga meninggal dunia.

Meski telah dimulai pada 2016, program ini secara resmi dibiayai oleh Pemprov Jateng sejak 2017. Pada 2016, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengupayakan dana-dana dari partisipasi bank-bank BUMN dan Bank Jateng. Dari upaya itu terkumpullah dana Rp9 miliar.

Inisiatif Ganjar mempercepat program itu bukan tanpa sebab. Pada 2015, seperti dikatakan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Tengah saat itu, Urip Sihabudin, ada 955 orang meninggal karena keterbatasan ekonomi keluarga.  Melihat data itu, Ganjar terenyuh dan bertekad mencarikan solusinya.

“Karena itu peluncuran KJS sengaja dipercepat agar pemerintah provinsi bisa segera melakukan intervensi,” kata Urip seperti dilaporkan Tribun Jateng, 28 Agustus 2016.

Pada 2017, dengan persetujuan DPRD Jawa Tengah, dialokasikan dana sebesar Rp38,29 miliar untuk 12.764 orang yang senasib dengan Poniman.  Sejak itu, dana sebesar itu dialokasikan setiap tahun.

Saat peluncuran bantuan pada 2017, Ganjar mengatakan ada puluhan ribu warganya yang belum mendapat bantuan pemerintah, baik dari Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Jamkesmas dan bantuan lainnya. Setelah diverifikasi, diperoleh angka 12.764 orang yang sama sekali tidak berdaya untuk mencari rezeki.

“Ini dampak dari sistem pendataan yang belum baik, padahal mereka justru yang sangat membutuhkan karena tidak punya sumber pendapatan atau sakit keras misalnya,” kata Ganjar saat itu seperti dilaporkan Kompas.com pada 13 Oktober 2017.

Pada April 2019, saat acara penyerahan bantuan gubernur di Jepara, Ganjar dihampiri seorang penyandang disabilitas yang memamerkan usaha kerupuk puli miliknya.

Ternyata, modal usahanya berasal dari dana bantuan Kartu Jateng Sejahtera. Mengetahui hal itu, Ganjar pun tersenyum senang dan tak lupa mendoakan agar usahanya terus berkembang.

Program Kartu Jateng Sejahtera dinilai telah berkontribusi menekan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada September 2016 warga miskin di Jawa Tengah berjumlah 4,49 juta jiwa. Pada Maret 2017, angkanya turun menjadi 4,45 juta jiwa. Sementara pada September 2021, jumlahnya turun lagi menjadi 3,93 juta jiwa.

Bagi warga Jawa Tengah, program Kartu Jateng Sejahtera adalah wujud kepedulian dan empati pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Terima kasih untuk Pemprov Jateng dalam hal ini Pak Ganjar yang sudah peduli kepada warga kami. Semoga memberi keberkahan bagi warga kami,” kata Asariyono, Kepala Desa Mluweh, Kabupaten Semarang, saat penyerahan bantuan kepada dua warganya yang kurang mampu.

Hal serupa disampaikan Suroto, Kepala Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, saat penyerahan bantuan kepada Semi, salah satu warganya yang menderita gangguan jiwa.  

Suroto berharap di bawah kepemimpinan Ganjar Provinsi Jateng bertambah maju dan semakin memperhatikan kesejahteraan warga desa.[] YAS