Terbit
18/11/2022
Diperbarui
18/11/2022

Kisah Karimunjawa dan Tiga Pulau Terpencil yang Kini Sudah Teraliri Listrik Seharian Penuh

Ganjar menyadari, potensi wisata di Karimunjawa bakal lebih optimal jika ada listrik yang bisa mengalir 24 jam. Ini akan menjadi pertimbangan bagi para wisatawan untuk betah berlama-lama tinggal di sana.

Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara makin menggeliat di era kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Itu terjadi sejak warga di pulau-pulau Karimun bisa menikmati listrik 24 jam.

Sebelumnya lisrik di daerah itu hanya mengalir pada malam hari saja untuk menyalakan lampu.  

Karimunjawa merupakan salah satu wisata unggulan di Jawa Tengah. Kepulauan ini memiliki 27 pulau dengan 5 pulau yang telah berpenghuni. Beberapa objek wisata di sana juga menyimpan keindahan tersendiri.

Di antaranya Pulau Menjangan Besar, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Cemara Besar, Spot Nyamplungan, Pantai Tanjung Gelam, Pulau Cilik, Pulau Tengah, dan Pulau Geleang. Tidak sedikit wisatawan asing yang mencantumkan Karimunjawa sebagai destinasi wisata yang harus dikunjungi.

Ganjar menyadari, potensi wisata di Karimunjawa bakal lebih optimal jika ada listrik yang bisa mengalir 24 jam. Ini akan menjadi pertimbangan bagi para wisatawan untuk betah berlama-lama tinggal di sana.

Jika sektor wisata bisa dioptimalkan, tentu ekonomi warga Kepulauan Karimunjawa bakal ikut meningkat. Ya, banyak putaran rupiah ketika Karimunjawa dikunjungi pelancong. Mulai dari guest house, kuliner, sewa kendaraan, jasa tour laut, hingga oleh-oleh.

Karena itulah Ganjar berjuang agar Karimunjawa bisa dialiri listrik seharian penuh. Yakni dengan menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Legon Bajak yang mulai beroperasi pada Mei 2016. Pembangkit ini memiliki kapasitas daya hingga 2 x 2.200 kW dengan beban puncak yang masih relatif kecil, sebesar 612 kW dengan menggunakan bahan bakar solar.

Suplai listrik sehari penuh ini tidak hanya untuk mendongkrak wisata dan perekonomian warga Karimunjawa. Para pelajar pun ikut merasakan manfaatnya. Sebab, dengan aliran listrik tanpa henti, mereka bisa mengakses internet seharian.

Keuntungan itu sangat terasa saat pandemi Covid-19 kemarin. Ketika seluruh sekolah berhenti beroperasi dan kegiatan belajar mengajar diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Seorang guru SMP 1 Karimunjawa Atik Sri Setyowati bercerita, adanya aliran listrik sangat membantu dalam pembelajaran di sekolahnya. Terutama yang berkaitan dengan sarana elektronik.

"Sangat membantu, terutama pembelajaran yang membutuhkan alat elektronik seperti komputer dan lainnya," kata Atik dikutip dari Kompas.com.

Atik mengaku, kondisi ini tentu jauh lebih maju daripada saat ia menempuh pendidikan dulu. Semua pembelajaran dilakukan dengan manual. Bahkan lampu di kelas pun tidak ada.  

"Dulu waktu saya masih sekolah di sini belum ada listrik. Lalu, pada perkembangannya listrik dibatasi hanya lima sampai enam jam," imbuhnya.

Salurkan Listirk di 3 Pulau Terpencil

Meski warga Karimun sudah puas bisa mendapatkan listrik 24 jam, Ganjar merasa masih belum optimal. Ia pun meminta PLN untuk mengaliri 3 pulau terpencil berpenghuni di Kepulauan Karimunjawa. Yakni Pulau Parang, Genting, dan Nyamuk.

Permintaan itu muncul usai Ganjar mendengar keinginan dari warga Pulau Parang terkait sumber energi listrik yang mereka dapat dari solar cell, rusak. Sehingga, aktivitas masyarakat terganggu.

Masyarakat berharap PLN yang mengambil alih pemenuhan listrik di pulau itu. Ganjar pun langsung menyanggupi. Ia mengatakan akan melobi PLN agar bisa membantu pemenuhan listrik di sana.

"Alhamdulillah hari ini ada info menarik. Listrik di Karimunjawa khususnya di pulau-pulau kecil seperti Parang, Nyamuk, dan Genting, akan diambil alih oleh PLN. Waktu saya ke sana, memang ada problem di mana sumber energi listrik dari solar cell di sana rusak dan masyarakat tidak mampu memperbaiki," kata Ganjar, dikutip dari Tribunnews.

Ganjar menyampaikan bahwa dengan adanya bantuan dari PLN, penerangan di pulau-pulau kecil akan bisa diselesaikan. Terlebih, masyarakat memang sudah lama membutuhkan adanya listrik dari PLN.

PLN pun menyanggupi permintaan Ganjar untuk melakukan pengelolaan listrik di 3 pulau terpencil di Kepulauan Karimunjawa. Dengan demikian, maka penerangan di pulau-pulau yang ada di sekitar Karimunjawa dapat lebih tertata dan terkelola secara baik. Serah terima pengolaan listrik ini berlangsung di ruang kerja Bupati Jepara, pada Selasa 4 Oktober 2022.

Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan Jepara Ronny Afrioko menerangkan, jumlah pelanggan listrik di tiga pulau terpencil itu sekira 605. Ke depan, para pelanggan di Pulau Parang, Pulau Genting, dan Pulau Nyamuk akan mendapat kuota sebanyak 1,5 Kwh per hari.

Pembatasan jumlah kuota tersebut rencananya akan dihentikan ketika pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) telah rampung di 2023. Namun pembatasan itu tidak berlaku pada fasilitas umum seperti balaidesa, puskesmas maupun sekolah.

Pihaknya juga telah menghitung dengan cermat bahwa kuota yang diperuntukkan itu akan mencukupi kebutuhan harian masyarakat setempat.