Terbit
3/11/2022
Diperbarui
3/11/2022

Lahirkan Transportasi Publik yang Murah dan Nyaman

Trans Jateng kini memiliki enam koridor dengan jumlah armada mencapai 109 unit. Adanya pelayanan tranportasi ini kian memudahkan masyarakat dalam beraktivitas.

Pandangan masyarakat akan transportasi umum mungkin masih banyak yang belum berubah. Riwayat negatif masih menempel dalam memori, entah berdesak-desakan, panas, tarif asal-asalan, ataupun keterlambatan jam keberangkatan yang sulit ditolerir.

Kondisi yang sama tentu juga pernah terjadi di Jawa Tengah. Namun pembenahan dan perbaikan yang terus dilakukan pemerintah di sektor ini, membuat citra buruk itu perlahan-lahan bisa tersingkirkan.

Seorang pemimpin memang dituntut untuk mampu menangkap persoalan yang dihadapi masyarakat dan kemudian memberikan solusi terbaik lewat berbagai kebijakan yang dicetuskannya.

Salah satu inovasi Ganjar Pranowo yang mendapat sambutan positif di bidang tranportasi publik adalah lahirnya Trans Jateng. Bus Rapid Transit (BRT) terpadu yang menghubungkan antar kabupaten/kota.

Selain tarifnya yang murah, kenyamanan dan kemudahan juga membuat tranportasi massal ini mampu menjadi andalan masyarakat.

Tarif untuk penumpang umum Rp 4000, sedangkan pelajar dan veteran cukup dikenai Rp 2000. Kondisi bus yang bersih juga menjadi nilai tambah tersendiri. Di samping itu juga sisi keramahan pelayanannya. Pihak pengelola menyediakan bangku prioritas yang khusus diperuntukkan bagi lansia, difabel, maupun ibu-ibu yang membawa anak balita.

Ganjar Pranowo pertama kali meluncurkan Trans Jateng pada 2017. Di awal-awal peluncurannya, sarana transportasi ini hanya memiliki satu koridor saja, yakni rute Semarang-Bawen. Namun karena antusias masyarakat yang begitu besar, koridor dan armada pun kemudian ditambah. Sekarang totalnya sudah ada enam koridor yang telah beroperasi dengan jumlah armada mencapai 109 unit.

Koridor itu masing-masing adalah Semarang-Bawen, Semarang-Kendal-Weleri, Semarang- Grobogan, Purwokerto-Purbalingga, Kutoarjo-Magelang, dan Surakarta-Sangiran-Sumberlawang. Seluruh armada beroperasional mulai pukul 05.00 hingga 19.00.

Manfaat Trans Jateng memang sangat dirasakan hampir semua kalangan masyarakat karena mampu memudahkan aktivitas mereka. Tercatat sampai sejauh ini, Trans Jateng telah melayani hingga 16,8 juta penumpang.

Salah seorang dari mereka adalah Tafi Rosdiana, warga Kabupaten Semarang. Trans Jateng baginya telah menjadi kawan setia yang menemani hari-harinya ke Kota Semarang. Ia memilih Trans Jateng untuk berangkat serta pulang kerja karena menghindari rasa capek dan kantuk yang bisa membahayakan diri jika pakai kendaraan pribadi.

Selain itu untuk biayanya juga menurutnya tergolong murah, terlebih saat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik seperti sekarang.

"Tarifnya murah jadi bisa menghemat pengeluaran," ujarnya, seperti diberitakan Tribun.

Hadirnya BRT Trans Jateng juga mendapat apresiasi dari ketua Komunitas Peduli Transportasi Semarang (KPTS), Theresia Tarigan. Menurutnya, beberapa aspek yang bisa dijadikan tolak ukur penilaian adalah kondisi sarana dan prasarana, hingga keramahan petugas. Semua itu dimiliki oleh Trans Jateng.

"Kondisi bus bersih, waktu tunggu antar bus juga baik. Memiliki bus cadangan yang siap menggantikan armada lain apabila misalnya ada yang bermasalah. Pelayanan dari sisi jam operasional saya anggap sudah lebih," ujarnya, seperti diberitakan Suara Merdeka.

Trans Jateng barangkali masih jauh dari kata sempurna. Dan masih akan terus dibenahi lagi. Namun dengan lahirnya kebijakan ini, Ganjar turut berpihak dalam membantu dan mendorong perekonomin masyarakat.

Selain sudah menyerap lebih dari seribu tenaga kerja baik untuk petugas maupun operator, keberadaan Trans Jateng juga dirasakan cukup membantu memangkas pengeluaran harian masyarakat. Setiap kebijakan seorang pemimpin, mestinya memang bermuara pada kesejahteraan sosial.