Terbit
2/1/2023
Diperbarui
2/1/2023

Lapak Ganjar Bikin Usaha Marshmellow di Yogyakarta Makin Berkembang

“Jadi pertama, omzet meningkat, laba meningkat. Juga bisa nambah produksi, Alhamdulillah bisa nambah alat-alat produksi, promosi marketing, jumlah produksinya juga,” ujar Yossie.
Foto-foto: Ganjarpranowo.com

Program Lapak Ganjar banyak memanen pujian karena dinilai berhasil dalam membantu para pelaku usaha melebarkan pemasaran. Apalagi yang bisa menikmati program itu bukan hanya warga Jateng saja.

Yossie Redha Aldise, pengusaha muda asal Kabupaten Bantul, DIY, adalah salah satu yang turut menikmati manfaat program itu.

Usaha camilan manisnya mashmellow selama ini berlangsung stagnan. Meski sempat viral di Tiktok, karena cara menjajakannya yang unik dengan baju chef lengkap dan berkeliling di alun-alun kidul (Alkid) Jogja.

Namun ia tak menyerah, dan tidak berhenti bekerja keras lewat berbagai cara. Salah satunya dengan mengikuti Lapak Ganjar.

“Awal mulanya saya ikut Lapak Ganjar, saya follow akun Pak Ganjar. Alhamdulillah di-repost. Dampaknya itu lumayan. Menambah follower, teman dari sosial media juga tahu banyak tentang usaha saya. Alhamdulillah akhirnya berdampak signifikan pada penjualan,” ujar Yossie, saat ditemui di tempat usahanya, baru-baru ini.

Yossie bercerita, tak sedikit dari pembeli yang mengaku tahu jajanan produknya dari Lapak Ganjar, atau media sosial yang diunggah ulang @ganjar_pranowo.

Ia juga membandingkan jauh sebelum ikut Lapak Ganjar, penjualannya stagnan. Namun setelah ikut Lapak Ganjar dan beredar viral di dunia maya, membawa pengaruh yang cukup baik pada hasil penjualannya.

Sebab dari Lapak Ganjar, warganet bisa memesan langsung kepada penjualnya karena sudah tercantum akun media sosial hingga nomer telepon.  

“Jadi pertama, omzet meningkat, laba meningkat. Juga bisa nambah produksi, Alhamdulillah bisa nambah alat-alat produksi, promosi marketing, jumlah produksinya juga,” bebernya.

Camilan manis marshmellow yang diproduksinya ini, berbahan baku bubuk gelatin sapi, sirup jagung, gula, dan lainnya.

Dulu sebelum ikut Lapak Ganjar, Yossie rata-rata mendapatkan Rp200 ribu sekali jualan. Tapi sekarang usai ikut Lapak Ganjar, dia mampu meraup uang hingga Rp350 ribu per sekali jualan.

Dari hasil usahanya itu, ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, membantu orang tua, juga bisa memberi uang saku adik dan membiayai sekolahnya.

Program Lapak Ganjar, menurutnya, sangat membantu UMKM Yogya. Lapak Ganjar juga mendorong para pelaku usaha untuk berkembang, karena pemasaranya yang luas membawa hasil yang positif. []