Terbit
13/4/2022
Diperbarui
13/8/2022

Memajukan Pertanian, Menyejahterakan Petani

Ganjar sedang menguji coba software untuk monitoring dan evaluasi sektor pertanian lewat aplikasi Thandur.
Arsip Humas Pemprov Jateng

APRESIASI itu datang dari Menteri Pertanian (waktu itu) Andi Amran Sulaiman. Hadir dalam peringatan Hari Tani Nasional di Pemalang, Jawa Tengah, 29 September 2019, Amran terang-terangan menyebut nama Ganjar Pranowo sebagai sosok yang mesti jadi rujukan para kepala daerah se-Indonesia. Kaitannya tentu dengan sektor pertanian.

Kata Amran, program pertanian paling menonjol dari Gubernur Ganjar adalah mengawal pendataan pertanian di Jateng. Data itu kemudian menjadi basis pengelolaan pertanian yang lebih modern, utamanya menghadapi revolusi industri 4.0.

”Republik ini butuh Pak Gubernur Ganjar,” ujar Mentan Amran Sulaiman. Alasannya, Ganjar selalu lantang mengatakan tidak boleh impor. Hasilnya, saat ini gudang Bulog sudah penuh. Lalu, terkait Kartu Tani, ini yang disebut para kepala daerah mesti belajar pada Ganjar. Ide-ide Ganjar harus ditularkan dari Sabang sampai Merauke, lanjutnya.

Amran tidak mengada-ada. Pada 2019, program Kartu Tani Jateng memang dinyatakan sebagai yang terbaik di tingkat nasional. Kartu Tani Jateng berhasil diimplementasikan untuk penyaluran pupuk bersubsidi, dengan total transaksi hingga upload Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (e-RDKK) terbaik. Jumlah petani yang memanfaatkan Kartu Tani juga sudah tembus angka 2,5 juta orang.

Kalau hal itu diikuti oleh kepala daerah lain, Amran memprediksi, lima sampai 10 tahun ke depan Indonesia bakal sejajar dengan negara-negara maju, seperti Jepang dan Amerika Serikat. Pemerintah pusat sendiri saat ini sedang mendorong kencang modernisasi pertanian dalam bingkai kepentingan melahirkan petani-petani milenial.

Mencermati program-programnya, Presiden Joko Widodo memang terus mengupayakan modernisasi pertanian. Dalam jangka empat tahun (2016 – 2019) saja sebanyak 400 ribu alat mesin pertanian telah didistribusikan. Jika pada 2014 tingkat modernisasi pertanian hanya 0,04 persen,pada akhir 2019 telah mencapai 2,15 persen dan terus meningkat sampai sekarang.

Visi Ganjar Pranowo di ranah pertanian sebenarnya bergerak lurus dengan program Jokowi. Intinya, data pertanian harus menjadi dasar utama untuk mengeluarkan kebijakan. Terkait itu, awal 2020, sebelum pandemi Covid-19, Ganjar meluncurkan big data pertanian di Jateng melalui Kartu Tani tadi. Sampai sekarang, 80 persen lebih petani di Jateng telah terdaftar dan dapat memanfaatkan program dari Kartu Tani tersebut.

Ditargetkan, dalam tempo segera seluruh petani di Jateng telah memiliki Kartu Tani agar program-program di sektor pertanian dapat berjalan sesuai harapan. Dari total jumlah petani di Jateng yang mencapai 2,8 juta dan luas lahan 1,5 juta hektare, sebanyak 2,7 juta petani sudah mendapatkan Kartu Tani.

Ganjar menegaskan, Kartu Tani bukan cuma terkait penyaluran pupuk bersubsidi. Lebih jauh, Kartu Tani adalah program pengelolaan data di sektor pertanian yang lebih kompleks. Lewat Kartu Tani kita dapat melihat siapa menanam apa, kapan dan di mana, juga berapa luasannya, dan lainnya.

Di tingkat pelaksanaan, Ganjar terus mengevaluasi program Kartu Tani. Sejumlah perbaikan dan peningkatan kualitas terus dilakukan. Di antaranya, lewat kerja sama dengan salah satu bank nasional untuk melakukan pendataan lewat pemanfaatan citra satelit menggunakan Geographic Information System (GIS).

Dengan data itu, kita bisa mengendalikan petani agar tidak menanam komoditas yang sama, mengendalikan harga, bahkan sampai kebijakan apakah harus ekspor atau impor.

Dibantu tim IT, Ganjar juga sedang melakukan uji coba software untuk melakukan monitoring dan evaluasi sektor pertanian lewat aplikasi Thandur. Sistem tersebut akan digunakan untuk melengkapi data dan program yang sudah dijalankan lewat Kartu Tani. Dengan akurasi data seperti itu, kebijakan-kebijakan pertanian niscaya akan tepat sasaran.

Ganjar juga yakin modernisasi sistem pertanian berbasis data itu akan memikat para milenial untuk terjun ke sektor ini. Pelibatan petani muda penting, lantaran di lahan yang makin kecil teknologi harus masuk. Inilah saatnya, jelas Ganjar, kita membuat lompatan besar di bidang pertanian, agar Indonesia bisa juara di politik pangan dunia.[]