Terbit
14/10/2022
Diperbarui
14/10/2022

Memaksimalkan Kompetensi Dunia Kerja dan Pendidikan dengan Sistem Ijon

Sistem Ijon memberikan manfaat yang nyata, karena hingga kini mampu membawa dampak yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja, atau bisa menekan angka pengangguran.

Link and match atau penggalian kompetensi pasar kerja antara pendidikan dan dunia kerja sudah menjadi masalah klasik. Seringkali lulusan siswa baru tidak bisa langsung bekerja karena keahlian yang dimiliki tak sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan. Namun di tangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, problem itu dijawab dengan program Ijon.

Sistem Ijon biasa dipakai tengkulak saat membeli hasil panen petani, dengan cara memberikan uang di muka, selagi tanaman petani belum dipanen.

Cara ini bisa dipakai di dunia kerja. Yaitu dengan merekrut calon tenaga kerja dari pelajar yang belum lulus. Pelajar ini digelontor ilmu dan teknik, sesuai kebutuhan perusahaan yang akan merekrutnya.

Ganjar Pranowo mengimplentasi Ijon untuk kawasan industri di Jawa Tengah. Pada 2020 lalu, Ganjar menggiring perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Kawasan Industri Kendal (KIK) untuk merekrut calon tenaga kerja yang masih duduk di bangku SMK.

Ia menawarkan dari perusahaan yang ada di KIK bila menghendaki kualifikasi tertentu dari siswa SMK, maka akan dipenuhinya. Termasuk nantinya sekolah akan memperbaiki kurikulum supaya sesuai dengan kebutuhan di dunia industri.

Dengan begitu, tidak hanya satu konsep saja belajar di sekolah, tapi mengerti juga praktiknya. Bahkan, siswa bisa mengenal produk. Pada akhirnya para lulusan SMK di Jateng pun bisa langsung terserap di industri tanpa harus menebar surat lamaran kerja.

Sebaliknya demikian, perusahaan juga diuntungkan karena tidak perlu melatih calon karyawan siap kerja. Dengan memberikan bekal teknik saat masih sekolah, lulusannya bisa langsung bekerja.

“Di beberapa tenant (penyewa) di KIK seperti dari Jepang, Eropa, Amerika, atau lainnya, siswa SMK harus bisa berbahasa Inggris, atau dari Tiongkok maka siswa harus bisa China. Itu bisa kita siapkan dari sekarang. Nah ini rintisan yang sudah beberapa tahun ini kita siapkan, agar link and match ini betul-betul bertemu,” ujar Ganjar, seperti dilansir dari Fajar.

Melihat sistem Ijon yang diterapkan Ganjar di Jawa Tengah, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Diksi Kemendikbud), Wikan Sakarinto juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya bagi seluruh pimpinan pemerintah provinsi yang turut mempercepat implementasi tuntas kebijakan dan gerakan Link and Match dunia pendidikan dengan dunia industri serta dunia kerja (IDUKA).

“Sistem ijon yang didorong agar terwujud di KIK sangat selaras dengan beberapa strategi dasar Link and Match, yang dilakukan bersama oleh satuan pendidikan vokasi dengan IDUKA,” ucap Wikan dikutip dari KRJogja.

Sistem Ijon memberikan manfaat yang nyata, karena hingga kini mampu membawa dampak yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja, atau bisa menekan angka pengangguran.