Terbit
10/10/2022
Diperbarui
10/10/2022

Membuka Akses Pendidikan hingga Bebaskan Biaya Sekolah

Sekolah asrama SMK Negeri Jateng dibangun untuk memudahkan para pelajar dari keluarga kurang mampu dalam mendapatkan hak pendidikan.
Ganjar Pranowo memberikan pesan-pesan motivasi untuk siswa baru SMK Negeri Jateng.

Pendidikan punya peran penting dalam membangun bangsa. Bahkan pendidikan dipercaya menjadi solusi pengentasan kemiskinan jangka panjang.

Menyadari hal itu, Ganjar Pranowo berupaya membuka akses pendidikan bagi semua kalangan. Terutama mereka yang selama ini kesulitan mengenyam bangku sekolah karena alasan ekonomi.

Selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar telah membangun 18 sekolah asrama gratis hingga membebaskan biaya SPP pelajar.

Sekolah asrama gratis yang diberi label SMK Negeri Jateng sengaja dibangun untuk memudahkan para pelajar dari keluarga kurang mampu dalam mendapatkan hak pendidikan. Harapannya, mereka bisa mendapatkan ilmu untuk mengasah keahlian khusus, sehingga mampu mendapatkan pekerjaan berupah tinggi.

Sekolah asrama yang diinisiasi Ganjar tak menuntut biaya sepeser pun pada siswa. Dari mulai penginapan, biaya makan, seragam dan perlengkapan sekolah lain yang diterima siswa, semuanya gratis.

Dengan mengantarkan anak-anak ini beroleh pekerjaan menjanjikan, praktis ekonomi keluarga pun ikut terangkat. Atau mungkin mereka justru membuka lapangan pekerjaan baru untuk memberdayakan warga sekitar.

Upaya yang dilakukan Ganjar di bidang pendidikan pun mulai menampakkan hasil. Tidak sedikit lulusan SMK Negeri Jateng yang kini telah bekerja di perusahaan-perusahaan bonafit hingga mampu mengirimkan uang bulanan untuk orang tua, menjamin fasilitas kesehatannya, serta membangun rumah.

Seperti Rizki Indra Pratama merupakan lulusan angkatan kedua SMKN Jateng kampus Pati. Warga Desa Keser RT 004 RW 002 Tunjungan, Kabupaten Blora ini kini bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pengecatan AC di Jepang.

Putra pasangan Joko Eko Supriyanto dan Lestari itu sudah 3,5 tahun bekerja di Jepang. Saat ini, ia sudah mampu mengubah kondisi ekonomi keluarganya.

“Saya sudah 3,5 tahun lebih bekerja dan Alhamdulillah saya bisa membantu prekonomian keluarga. Saya bisa memberi modal orang tua untuk berdagang sehingga memberikan pemasukan yang jelas, membelikan mobil orang tua dan juga sepeda motor adik saya yang masih sekolah. Ada juga tanah untuk investasi masa depan, dan menabung buat buka usaha sepulang dari Jepang nantinya,” ucapnya, seperti dikutip dari Solo Pos

Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Mungin Eddy Wibowo menilai upaya Ganjar membuat program SMKN Jateng gratis bagi masyarakat miskin ini merupakan langkah yang sangat tepat.

Dengan program tersebut, tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah dipastikan akan lebih baik kedepannya.

"Program SMKN Jateng yang diinisiasi Gubernur Ganjar ini sangat bagus. Sebab program ini memberikan kesempatan bagi masyarakat miskin di Jawa Tengah mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan bekal pendidikan itu, anak-anak ini nantinya akan mejadi mandiri dan mampu mengangkat ekonomi keluarganya menjadi lebih baik," ungkapnya seperti dilansir dari Detikcom.

Dia juga menilai SMKN Jateng yang dirintis oleh Ganjar tersebut dapat menjadi percontohan nasional. Ia berharap program sekolah tersebut akan ditambah menjadi lebih banyak.

Di sisi lain, Ganjar juga sudah membebaskan biaya SPP bagi seluruh siswa di SMA/SMK/SLB Negeri di Jateng sejak 2020. Anggaran Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) digelontorkan untuk sekolah-sekolah itu agar siswa tidak terbebani biaya pendidikan.

Tahun 2022 ini, Ganjar  mengalokasikan anggaran BOP sebesar Rp 769.714.070.000. Total siswa SMA negeri di Jateng mencapai 303.806 orang dengan jumlah sekolah 360 unit, SMK negeri terdapat 261.165 anak dengan jumlah sekolah 238 unit, dan SLB negeri sebanyak 8.684 siswa dari 69 unit sekolah.

Pemprov Jateng di bawah kepemimpinan Ganjar tidak hanya memperhatikan sekolah negeri, melainkan juga sekolah swasta. Mereka mendapat bantuan bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) sebesar Rp Rp195.431.400.000. Anggaran tersebut untuk 607.021 siswa, dari 1.917 sekolah.