Terbit
7/8/2022
Diperbarui
24/8/2022

Tanami Lahan Kritis untuk Pemulihan Lingkungan

Sejak awal menjabat sebagai gubernur, Ganjar menekankan betapa pentingnya upaya pemulihan lingkungan.
Gubernur Ganjar Pranowo saat kegiatan "Revitalisasi Kendeng" di Kabupaten Pati dengan menanam pohon di lahan kritis pada 15 Januari 2022. Foto: Humas Pemprov Jateng.

BERTEMPAT di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, pada Rabu (20 Juli 2022), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra 2021 untuk level provinsi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan itu untuk kepala daerah yang berhasil menerapkan kebijakan sesuai prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

"Para pemimpin dan pejuang lingkungan hidup peraih penghargaan ini diharapkan menjadi contoh, inspirasi, dan pemicu yang mendorong inisiatif dan partisipasi individu atau kelompok masyarakat lainnya secara lebih luas," kata Wakil Menteri LHK, Alue Dohong seperti dilansir situsweb resmi KLHK.

Ini bukan pertama kali Ganjar mendapat penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra 2021. Penghargaan serupa juga diterima pada 2020.

Persoalan lingkungan memang menjadi perhatian Ganjar. Sejak memimpin Jateng pada 2013, Ganjar mendapat warisan 634.598 hektare lahan kritis.

Istilah lahan kritis mengacu kepada kondisi suatu wilayah yang lahannya mengalami degradasi sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya. Parameter penilaiannya biasanya dilihat dari kondisi tutupan lahan, erosi, topograsi dan fungsi kawasan.

Tak hanya di kawasan kering, lahan kritis juga bisa terjadi di kawasan pantai. Pengikisan wilayah pantai akibat gelombang laut menjadi penyebab terjadinya lahan kritis. Untuk kawasan pantai, biasanya ditangani dengan penanaman bakau (mangrove).

Menyadari hal itu, Ganjar yang mantan ketua organisasi mahasiswa pecinta alam Majestic-55 semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada itu, bertekad memperbaikinya dengan menggencarkan penanaman pohon.

Pada 2021 jumlah pohon yang ditanam mencapai 101 juta batang. Pohon yang ditanam bukan asal-asalan karena harus menyesuaikan karakter dan jenis hutan. Ada pohon gayam, beringin, jati, mangrove, kayu putih dan lainnya. Hasilnya, lahan kritis di Jateng berkurang drastis menjadi 375.733 ha.

Bahkan saat ini total luasan hutan di Jateng mencapai 1,29 juta ha. Terdiri dari 83.705,94 ha hutan lindung, 15.329,48 ha hutan konservasi, 550.813,17 ha hutan produksi, dan 640.393,88 ha hutan rakyat.

Data BPS pada Maret 2022 mencatat Jateng sebagai provinsi dengan kegiatan pelestarian lingkungan terbanyak nasional yang dilakukan di 2.574 desa. Disusul Jawa Timur yang memiliki kegiatan pelestarian lingkungan di 2.562 desa/kelurahan, diikuti Jawa Barat 2.108 desa/kelurahan.

Kegiatan pelestarian lingkungan yang dimaksud dalam laporan ini meliputi penanaman pohon di lahan kritis, penanaman mangrove, dan sebagainya.

Pada Januari 2021, misalnya, penanaman ratusan bibit pohon dilakukan di bantaran sungai Jragung di Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Aksi itu melibatkan perwakilan TNI, Polri, Perhutani, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), serta kelompok masyarakat.

Kepala Desa Jragung, Eddy Santoso, mengatakan penanaman bibit pohon di sekitar desanya sudah digalakkan sejak 2019. Sebelumnya, bantaran sungai dan tebing di sana sering longsor saat air bah datang.

"Kebetulan kami punya pegiat lingkungan dengan anggota sekitar 50 orang. Kami juga dibantu pemuda peduli desa yang aktif menanam. Kami bercita-cita memperbaiki lingkungan di sini," kata Eddy seperti dilansir Demokratis.co.id, 17 Januari 2021.

Desa Jragung mendapat bantuan 5.000 bibit tanaman dan 900 benih empon-empon berupa jahe dan kunyit dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng.

Kabid Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng Soegiharto menuturkan, dari awal menjabat, Ganjar menekankan betapa pentingnya upaya pemulihan lingkungan.

“Salah satu visi beliau: cintai lingkungan. Selama delapan tahun ini sebanyak seratus juta batang pohon ditanam untuk penghijauan dan reboisasi,” kata Soegiharto, dikutip dari Tribunnews.com, 26 Juli 2022.

Selain itu, Ganjar juga menggandeng sejumlah pihak untuk turut serta dalam upaya pelestarian alam, seperti pemerintah pusat, CSR dari BUMN/BUMD, dan komunitas-komunitas pecinta alam.

Di kawasan pesisir, digalakkan penanaman hutan bakau. Selain mampu  menghambat pengikisan pantai atau abrasi, pohon bakau membawa nilai ekonomis karena bisa menjadi sarang ikan dan kepiting. Baru-baru ini Ganjar mendorong pengembangan ekowisata manggrove di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Hutan Manggrove Muara Kali Ijo di Desa Ayah, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.

Penanaman bakau juga dilakukan oleh PT Phapros yang merupakan anak usaha BUMN PT Kimia Farma. Total ada 5.000 pohon bakau yang ditanam di Pantai Sicepit, Kabupaten Batang pada 18 Oktober 2019.

"Penanaman pohon bakau merupakan salah satu cara untuk menjalin kemitraan dengan masyarakat agar bersama-sama  merawat lingkungan sehingga terjaga kelestariannya dan bisa memberikan dampak ekonomi yang positif," kata Direktur Utama PT Phapros Barokah Sri Utami.

Sejak 2011 hingga 2015 jumlah pohon bakau yang telah ditanam Phapros sebanyak 532.000 batang, tersebar di wilayah pesisir Kota Semarang dan Kabupaten Batang. Pharos juga mengelola kawasan hutan bakau bernama Maroon Mangrove Edu Park seluas 1,5 hektare dan membina kelompok tani bakau bernama Mekar Tani Lindung (Metal) di Kota Semarang.

Memang, tak semua persoalan lingkungan di Jateng teratasi. Namun, sejumlah praktik baik terus dilakukan. Sebut saja seperti Kongres Sampah yang digelar untuk mencari solusi pengelolaan sampah tanpa meninggalkan limbah.

Fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat Ormas Jaringan Rakyat Nusantara Puput TD Putra menilai Ganjar memang layak menerima penghargaan dari KLHK.

Menurutnya, Ganjar terbukti sangat responsif mengakomodasi isu-isu lingkungan hidup dalam kebijakan pembangunan di daerahnya. Hal itu diperkuat dengan upaya Ganjar menyediakan banyak saluran komunikasi antara rakyat dengan gubernurnya.

Terkait sebagian kalangan yang menolak Green Leadership Nirwasita Tantra 2021 karena kasus Wadas, Puput menilai hal itu tidak relevan. Sebab, Wadas merupakan proyek nasional yang melibatkan sejumlah kementerian terkait.

"Betapa tidak adil kalau semua beban tanggung jawab dan dosanya ditimpakan kepada Ganjar Pranowo," tutur  Puput, dikutip dari Antaranews.com, 24 Juli 2022.[] YAS