Terbit
21/8/2023
Diperbarui
21/8/2023

Menjaga Kebangsaan Melalui Gaya Pakaian




Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu menjadi perhatian publik, tak terkecuali dengan gaya pakaian yang melekat di tubuhnya.

Ayah dari Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini selalu bisa membawa diri dan berpakaian dengan sesuai dalam setiap momentum acara. Hal ini semakin menambah pesonanya.

Sosoknya selalu menjadi perhatian, tak heran jika kaum milenial hingga emak-emak memberi perhatian lebih. Hampir di setiap kunjungannya selalu ditunggu kehadirannya.

Tahun 2018 saat hendak pemilihan Gubernur periode keduanya mendapat sorotan dari pengamat mode Sonny Muchlison tentang gaya berpakainnya.

 Saat itu sang pengamat mode meminta Ganjar dan Sudirman Said yang kala itu sama-sama menjadicalon Gubernur Jateng untuk tampil lebih modis dan kekinian.

"Menurut saya, Pak Ganjar dan Pak Sudirman masih kurang modis. Bisa tampillebih gaya, saat ini masih sangat konvensional," ucapnya seperti ditulis JawaPos.com, Jumat (12/1/2018).

Ganjar Pranowo, menurut Sonny, seharusnya bisa tampil lebih modis. Padahal, Ganjar terlihat mirip desainer Itang Yunasz.

"Pak Ganjar itu kan mudanya enggak jauh beda dengan Itang Yunasz, cuma PakGanjar kurang modis. Misalnya rambutnya harusnya dibuat lebih gaya sedikit," kala itu.

Sonny juga berpendapat agar Ganjar memadukan jeans denim dengan batik Semarangan.

Ternyata apa yang menjadi tantangan pengamat mode tersebut 'dibayar tunai' oleh Ganjar Pranowo, tampilan suami dari Siti Atikoh Supriati ini, tak hanya modis dalam setiap penampilannya.

Tetapi lebih dari sekadar modis, sangat berani namun tetap eksotis dan sering merebut simpati masyarakat.

Satu hal lagi, dirinya selalu menyesuaikan apa yang menempel di tubuhnya dengan suasana dan acara yang diikutinya. Hal ini berkali-kali mendapat sorotan publik.

Tengok saja program penggunaan baju adat Nusantara yang telah menjadi kewajiban bagi ASN dan karyawan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Setiap hari Kamisminggu keempat, seluruh ASN dan karyawan Pemprov Jawa Tengah wajib berbusana adat Nusantara.

Adapun di pekan lainnya, ASN wajib mengenakan baju adat Jawa. Kewajiban ini tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah nomor 065/0016031/2019 dan diteken langsung oleh Ganjar.

Mengenai pakaian adat, Ganjar memiliki koleksi lengkap pakaian dari seluruh pelosok nusantara.

Langkah yang dilakukan pria berambut putih ini, bukan tanpa dasar, dia ingin mengenalkan kepada masyarakat tentang beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia,juga menjadikan momentum untuk menyatukan seluruh anak bangsa.

“Ini hal kecil yang mudah-mudahan dapat mempersatukan bangsa. Kami ingin menunjukkan, bahwa masyarakat Jawa Tengah juga bagian dari Indonesia,” kataGanjar.

Bahkan dengan baju adat nusantara ia pernah membuat masyarakat terkejut,seperti dilansir Liputan6.com, dirinya sempat dikira telanjang dada, ternyata Ganjar tampil unik dengan mengenakan pakaian adat Suku Kenyah saat berkantor diKantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (23/7/2020).

Ganjar mengenakan pakaian adat dengan dominasi warna kuning, lengkap dengan senjata khas Suku Kenyah yang merupakan etnis di Kalimantan Timur. Suku Kenyahacap disebut Dayak Kayan atau Dayak Kenyah.

Pakaian adat Suku Kenyah yang dikenakan Ganjar terdiri atas Bluko’ atau topipelindung. Topi ini biasanya terbuat dari rotan yang kuat dan tahan benturan,kemudian dihiasi dengan taring macan dan harimau.

Lain lagi soal kasual, Ganjar kerap menggunakan kaus oblong. Ini pun menjadisemakin trendy yang biasanya dipadu padankan dengan celana jeans dan sepatu kasual pula.

Kaus yang dikenakan pun bukan kaus yang mahal berjuta-juta rupiah. Namun yang menarik justru kata-kata yang menempel pada kaus yang dikenakan.

T-shirt statement yang Ganjar tampilkan memang kerap berisi pesan sosial, yang disampaikan dengan santai, bahkan tak jarang juga berupa candaan.

Misalnya saat melepas mudik gratis warga Jateng di Jakarta, Ganjar memilih mengenakan kaus dengan tulisan "Hati-hati di Jalan".

Hasilnya alih-alih sekadar mengajak foto, para pemudik pun banyak yang minta kaus yang dikenakan Ganjar.

"Yang bagus bukan kausnya, tapi pesannya. Ingat, hati hati di jalan, mudikitu yang pertama adalah keselamatan," ujar Ganjar seperti diberitakan Tribunnews.

Terlebih "Hati-hati di Jalan" juga menjadi lagu yang sedang hits waktu itu.

Ganjar juga tidak lupa melempar tantangan kepada pemudik yang bisa membawakan lagu milik penyanyi Tulus tersebut.

Dengan gayanya yang kasual, Ganjar menghadirkan kesan baru tentang birokrasi.

Bangunan citra pejabat yang identik dengan hal-hal formal, termasuk dalam penampilan pun, dengan sendirinya runtuh.

Apalagi kebiasaan Ganjar yang senang berinteraksi dengan masyarakat, semakin menambah kesan positif, bahwa pejabat publik ternyata juga bisa menjadi teman.

Lulusan Fakultas Hukum di Universitas Gadjah Mada ini memang dinilai selalu tampil enerjik dan bergaya ala anak muda kekinian.

Selain tampilenerjik, Ganjar ternyata juga kerap berpenampilan stylish.

Mengekspresikan diri melalui gaya berpenampilan menjadi sebuah pernyataan terkait identitas diri.

Secara lebih jauh,gaya penampilan yang sesuai dengan kepribadian mampu membuat merasa lebih percaya diri tanpa takut terhadap pemikiran orang lain terhadap apa yang dikenakan.

Mungkin bagi sebagian orang gaya berpenampilan bukanlah sesuatu hal yang penting. Akan tetapi, tanpa banyak orang sadari, gaya berpenampilan menjadi sebuah media yang jitu dalam mengekspresikan diri.