Terbit
24/3/2023
Diperbarui
24/3/2023

Menjemput Usulan, Menggapai Kemakmuran

"Jateng kami jadikan role model. Apa yang dilakukan Jateng bisa menjadi panduan bagi daerah lain dalam membangun daerahnya," ujar Direktur Pemantauan Evaluasi Pengendalian Pembangunan Daerah Bappenas.

Pada 2019, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas membukukan capaian dan inovasi Ganjar Pranowo dalam membangun daerahnya. Bappenas menjadikan provinsi yang dipimpin Ganjar sebagai panutan pembangunan nasional.

"Jateng kami jadikan role model karena meraih penghargaan pembangunan daerah tingkat nasional. Apa yang dilakukan Jateng akan kami bukukan agar menjadi panduan daerah lain dalam membangun daerahnya," kata Direktur Pemantauan Evaluasi Pengendalian Pembangunan Daerah Bappenas, Agustin Ariyana, seperti diberitakan Sindonews.com.

Agustin bilang, buku itu berisi tentang kiat-kiat Gubernur Ganjar dalam membangun Jawa Tengah, termasuk gaya komunikasi Ganjar dan cara-cara unik yang dilakukannya dalam memimpin provinsi itu.

Misalnya, hanya Jawa Tengah yang membuat Musrenbang keliling ke setiap wilayah eks karesidenan. Selain itu, gaya komunikasi Ganjar dinilai bagus karena menangkap semua aspirasi masyarakat.

Setiap tahun, pemerintah daerah di semua level sudah pasti akan menyusun perencanaan pembangunan di setiap sektor sesuai potensi daerahnya. Tujuan akhirnya untuk kesejahteraan rakyatnya.

Bagi Ganjar, perencanaan itu bukan hanya untuk menuntaskan kewajiban semata, namun betul-betul dimanfaatkan untuk menyerap aspirasi semua lapisan masyarakat. Ia sangat menekankan agar tidak ada pihak yang dirugikan atau aspirasinya tidak mendapat perhatian.

Dengan alasan itu pula, maka Ganjar selalu mendahulukan kelompok masyarakat rentan dalam setiap pelaksanaan Musrenbang. Seperti kelompok disabilitas, perempuan, hingga forum anak.

Tak dipungkiri, masih banyak persoalan yang dialami oleh mereka, sehingga dengan tersampaikannya aspirasi, keinginan dan harapan kawan-kawan ini bisa terwujud.

Semula Musrenbang Jateng memang hanya dipusatkan di Kota Semarang. Semua daerah di 35 kabupaten/kota diundang untuk melakukan musyawarah.

Namun menurut Ganjar, hal itu kurang efektif. Banyak yang datang lalu duduk sambil mengantuk sehingga pelaksanaannya berjalan kurang maksimal. Karena itulah, Ganjar mengubahnya dengan menggelar Musrenbangwil di masing-masing eks-karisidenan.

Ganjar lah yang kemudian datang untuk menjemput usulan warganya. Ternyata cara ini sangat efektif, karena masyarakat begitu antusias untuk terlibat dalam musyawarah itu. Setiap kelompok menyampaikan aspirasinya, menyampaikan keinginan-keinginananya.

Keseruan itu salah satunya terlihat saat Ganjar melakukan Musrenbangwil Kedungsepur atau eks Kresidenan Semarang yang meliputi Kendal-Demak-Ungaran-Semarang-Purwodadi, yang digelar di Wisma Halim, Kabupaten Demak.

Dalam kesempatan itu, seorang kades Desa Jragung Edy Susanto menyampaikan sarana kesehatan, bahwa warganya membutuhkan ambulans desa seperti desa lainnya di Demak agar bisa diakses seluruh warga.

Ganjar pun langsung mengakomodir keinginannya. Terlebih upaya desa itu dalam penanganan stunting begitu serius. Bahkan untuk kasus kematian ibu dan anak di desa yang lokasinya terbilang terpencil itu, nol kasus, sebagaimana juga dilaporkan Detikcom.

Selain persoalan kesehatan, dalam Musrenbangwil masyarakat juga menyampaikan usulan-usulan lain. Baik mengenai infrastruktur, sektor pertanian, ekonomi kreatif, dan lain sebagainya yang segera dipertimbangkan kebermanfaatnya, lalu direalisasikan.

Bahkan untuk usulan perbaikan jalan, Ganjar lebih dulu telah bergerak cepat untuk penanganannya. Total sekitar Rp1,1 triliun bantuan yang diberikan pusat untuk perbaikan jalan di Jateng yang saat ini sedang dalam pelaksanaan.

Seorang pemimpin sejatinya memang harus mendengar aspiranya warganya, tidak justru menghindarinya. Terlebih di era kolaborasi sekarang ini, peran dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan adalah sebuah keniscayaan untuk mewujudkan cita-cita yang diharapkan, yakni kemakmuran.

Apa yang dilakukan Ganjar Pranowo barangkali masih jauh dari kata sempurna. Namun dengan kesediaannya menjemput usulan-usulan warganya, Ganjar menyadari betul amanah yang diberikan rakyat kepadanya. Maka sudah semestinya, hak-hak serta keinginan masyarakat harus didengar, sekecil apapun itu.[]