Terbit
15/2/2023
Diperbarui
15/2/2023

Merenovasi 1,26 Juta Rumah Tak Layak Huni di Jawa Tengah

Hingga akhir 2022, sebanyak 1.269.056 unit rumah tak layak huni di Jawa Tengah telah direnovasi. Kondisi rumah yang sebelumnya memprihatinkan, kini menjadi lebih sehat dan layak untuk ditinggali.
Kondisi rumah milik penerima manfaat program bantuan RTLH setelah direnovasi. Sumber foto: Humas Pemprov Jateng.

Sejak pertama kali dijalankan, program bantuan sosial bedah rumah yang diinisiasi Ganjar Pranowo di Jawa Tengah telah merenovasi sebanyak 1.269.056 unit rumah tak layak huni.

Kondisi rumah yang sebelumnya memprihatinkan tersebut dipugar menjadi hunian yang sehat, bersih, dan nyaman untuk ditinggali.

Secara konsisten program itu terus dijalankan Ganjar Pranowo sejak 2016. Bahkan sepanjang tahun 2022 kemarin saja, tercatat ada 77.221 unit rumah tak layak huni (RTLH) yang berhasil diperbaiki.

Memang benar bahwa kemiskinan adalah persoalan setiap daerah. Namun kebijkan dan kemauan seorang pemimpin jadi ujung tombak berhasil tidaknya persoalan tersebut bisa tertangani.

Ganjar menyadari, dalam hal pembangunan, pemerintah tidak bisa jika hanya mengandalkan APBD saja. Maka ia mengambil langkah gotong royong untuk mengentaskan kemiskinan.

Dan itulah yang dilakukan Ganjar dalam membangun RTLH di Jawa Tengah. Pendanan untuk program itu berasal dari berbagai sumber. Mulai dari APBD Pemprov Jateng, APBN pemerintah pusat, APBD pemerintah kabupaten kota, Baznas Jateng dan kab/kota, hingga sumbangan CSR berbagai perusahaan.

Ganjar pun memastikan Pemprov Jateng terbuka jika ada pihak lain ingin ingin membantu dalam program pembangunan RTLH ini.

"Kalau itu muncul, maka spirit gotong royong untuk bisa menuntaskan angka kemiskinan melalui kreativitas atau perbaikan rumah yang tidak layak huni ini menjadi lebih cepat lagi. Tidak hanya bersumber dari APBD," katanya, seperti juga diberitakan Kumparan.

Program tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh warga penerima. Masyarakat kurang mampu dengan penghasilan rendah, tidak lagi dibebani biaya memperbaiki tempat tinggalnya. Sehingga penghasilan yang mereka peroleh setiap harinya bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya.

Mereka menerima bantuan dalam bentuk material dengan nilai masing-masing, mulai dari Rp. 12 juta, hingga Rp. 50 juta.

Kegembiraan itu salah satunya juga terlihat dari wajah Sholihin, seorang buruh bangunan yang tinggal di RT 6/RW 3 Dusun Lerep, Desa Lerep, Kabupaten Semarang. Ia sama sekali tak menyangka rumahnya yang memprihatinkan, kini jadi lebih layak ditinggali.

"Maturnuwun Pak Gubernur, sekarang rumah kami sudah bagus dan nyaman untuk ditempati. Setelah rumah kami direhab, kami merasa bahagia," ucapnya, dilansir dari Detik.com.

Program pembangunan RTLH selama ini juga dinilai sudah tepat sasaran. Sebab, selain proses usulan, pendataan, juga dilakukan verifikasi dan validasi. Artinya bantuan ini memang hanya benar-benar untuk masyarakat yang membutuhkannya.[]