Terbit
24/8/2022
Diperbarui
24/8/2022

Aplikasi SiHati dan Pengendali Inflasi Terbaik Nasional

Tipikal Ganjar adalah bekerja gotong royong. Pemprov Jateng menggandeng Bank Indonesia, Kadin, dan BUMD.
Foto: Humas Pemprov Jateng

PADA Juli 2022, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memelototi aplikasi SiHaTi di layar ponselnya. Ini adalah aplikasi untuk memantau pergerakan harga barang, terutama barang-barang yang berpengaruh terhadap indikator inflasi.

Rupanya, angka-angka yang muncul mengindikasikan inflasi saat itu sudah masuk kategori merah alias berbahaya. Idealnya, laju inflasi 3 persen plus minus 1 persen. Namun, saat itu indikator inflasi Jawa Tengah sudah bertengger di angka 4 lebih.

Kita tahu, inflasi adalah kondisi ketika terjadi kenaikan harga barang dan jasa terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Dampaknya, daya beli menurun, terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah.

Jika berlangsung dalam waktu lama, bisa menyebabkan turunnya standar hidup masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk miskin.

Beberapa komoditas yang harganya terkerek naik saat itu, di antaranya cabai, bawang merah, dan bawang putih. Khusus bawang putih, harganya rentan naik lantaran angka produksi masih rendah.

Hal itu diperparah dengan naiknya harga pupuk karena faktor eksternal, yakni perang Rusia-Ukraina yang menghambat pasokan pupuk.  Kita tahu, harga naik ketika pasokan atau produksinya berkurang, sedangkan permintaan meningkat.

Panduan Bank Indonesia menyebutkan empat kunci pengendalian inflasi: menjaga ketersediaan pasokan, harga terjangkau, kelancaran distribusi, serta memperkuat komunikasi yang efektif untuk menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.

Karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bergerak cepat. Komunikasi dengan Bank Indonesia Jawa Tengah dilakukan secara intens. Sejumlah pihak lain digandeng untuk bekerja sama, termasuk para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Industri (Kadin) dan Badan Usaha Milik Daerah.

Langkah penanganan jangka pendek segera dilakukan. Salah satunya dengan menggelar operasi pasar di enam daerah dengan inflasi tinggi yakni Kota Semarang, Solo, Tegal, Porwokerto, Kudus dan Cilacap.

Selain itu, dilakukan pula upaya-upaya untuk meningkatkan produksi komoditas seperti mednorong peningkatan produksi bawang putih.

Hasilnya, pada bulan berikutnya angka inflasi berkurang 0,69 persen dari bulan sebelumnya 4,97 persen menjadi 4,28 persen.

Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ganjar tercatat empat kali meraih penghargaan TIPD terbaik nasional dari Bank Indonesia, terutama untuk wilayah Jawa -Bali. Penghargaan itu diraih pada 2015, 2016, 2017, dan 2020.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Jawa Tengah beberapa kali mencatat angka inflasi di bawah inflasi nasional, seperti terlihat di bawah ini:  

Sumber: BPS Jateng. Infografis: Ganjarpranowo.com/AN

Saat menyerahkan penghargaan TPID terbaik 2020 kepada Ganjar Pranowo, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, langkah yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah dalam mengendalikan inflasi perlu ditiru pemerintah daerah lainnya di Indonesia.

“Kalau inflasi bisa dikontrol, ini baik, maka perlu diikuti pemerintah-pemerintah daerah yang lain,” kata Airlangga pada Oktober 2022, dikutip dari Jatengprov.go.id.

Salah satu alat bantu yang membuat Pemprov Jateng dapat segera bertindak untuk mengantisipasi inflasi adalah berkat aplikasi SiHaTi. Dikembangkan oleh Bank Indonesia, SiHaTi mulai digunakan pada 2013.

Namun, saat itu masih berbasis situsweb dan pertama di Indonesia yang dikhususkan untuk pemantauan harga dan produksi komoditas.

SiHaTi generasi kedua diluncurkan pada awal 2016. Kali ini, sudah terintegrasi dengan smartphone berbasis Android, dilanjutkan dengan instalasi di 35 kabupaten/kota.

SiHaTi generasi ketiga diluncurkan pada April 2017. Fiturnya lebih lengkap. Masyarakat tidak hanya dapat memantau harga, melainkan juga jumlah produksi.

Sementara, SiHaTi generasi keempat baru saja diluncurkan pada 18 Agustus 2022. Kali ini, fitur yang bertambah adalah adanya notifikasi khusus apabila terjadi perubahan harga yang signifikan.

Dengan begitu, para pengambil kebijakan dapat segera melakukan rapat koordinasi secara virtual untuk mempercepat penangangan.

“Jadi ketika harga naik atau turun dalam 5 hari berturut, itu akan timbul early warning system dan akan ada push notification ke seluruh anggota TPID provinsi,” kata Kepala Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra saat peluncuran  SiHaTi generasi ke-4 seperti dilansir Jawapos.com, 18 Agustus 2022.

Memang, SiHaTi adalah sebuah aplikasi yang efektivitasnya tergantung pada data yang diinput. Jika petugas pendataan dan pemantauan harga di lapangan tidak bekerja maksimal, tentu SiHaTi tidak efektif.

Di situlah, peran pemimpin dibutuhkan agar data-data perkembangan harga komoditi di pasar terus diperbarui secara berkala.

Karena itu, Ganjar mewanti-wanti jajarannya di kabupaten atau kota se-Jateng untuk memperbarui data secara real time. Dengan begitu, kondisi yang terjadi bisa langsung direspon.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Tempo, Ganjar mengatakan SiHaTi sedang dalam proses go nasional. Beberapa provinsi sudah diminta membuat sistem serupa.  Itu terjadi setelah Ganjar mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk menerapkan aplikasi SiHaTi di seluruh Indonesia agar dapat memantau seluruh harga komoditas yang ada.

Ternyata usulan tersebut direspon cukup baik oleh presiden, Menko Perekonomian, dan BI.

Ke depan, SiHaTi akan terus disempurnakan. Tidak hanya melakukan pemantauan harga, mengetahui jumlah produksi serta daerah produksi komoditas, namun juga bisa ditambahkan dengan komponen-komponen lain yang dapat menyumbang inflasi.

Dengan begitu pemerintah dapat lebih cepat hadir ke tengah-tengah masyarakat dalam melakukan intervensi harga.[] YAS