Terbit
23/8/2023
Diperbarui
23/8/2023

Perbaiki Kualitas Udara, Ganjar: Butuh Kontribusi Masyarakat untuk Sadar Lingkungan

Ganjar dalam berbagai kesempatan kunjungan di daerah selalu mengingatkan agar warga selalu memperbanyak menanam pohon.
dok.ist

YOGYAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh masyarakat di manapun berada untuk sadar dengan kondisi lingkungan, khususnya kondisi udara.

Untuk itu ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi menjaga lingkungan agar kualitas udara menjadi jauh lebih baik.

"Semuanya sekarang musti makin aware, di manapun berada di Indonesia ini. Menurut saya ada banyak cerita yang bisa kita lakukan, tapi kita pengambil keputusan, kita masyarakat, musti ikut berkontribusi agar kemudian kita sama-sama bisa menjaga kondisi lingkungan agar kualitas udara jauh lebih baik," kata Ganjar saat berada di Yogyakarta, Rabu (23/8/2023).

Beberapa hal yang musti segera dilakukan antara lain adalah transisi energi. Transisi energi ini dapat dilakukan dengan mulai menggunakan energi baru terbarukan (EBT), misalnya tenaga surya atau sumber energi lainnya.

"Transisi energi harus segera dilakukan. Pembatasan-pembatasan pada daerah-daerah yang sangat padat dengan kendaraan bermotor wabil khusus yang menggunakan kendaraan berbasis fosil musti segera dilakukan pengaturan," ungkapnya.

Gerakan penggunaan EBT sudah dimulai oleh Ganjar Pranowo di Jawa Tengah. Misalnya di gedung-gedung pemerintahan sudah mulai memakai panel surya untuk energi listrik.

Ia juga terus mendorong peningkatan pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif selain fosil. Misalnya pemanfaatan gas rawa di beberapa desa atau daerah di Jawa Tengah. Hasilnya sejauh ini juga memuaskan karena gas rawa itu mampu menekan pengeluaran masyarakat untuk listrik dan gas elpiji.

Hal yang tidak kalah penting tentu saja penghijauan di kawasan gundul. Juga memperbanyak tempat-tempat terbuka hijau.

"Tentu reboisasi kawasan-kawasan yang hari ini gundul juga perlu dilakukan, taman-taman kota, dan sebagainya," ujarnya.

Penghijauan itu juga bisa dilakukan dengan terobosan-terobosan seperti teknologi atau karya-karya para arsitek. Misalnya di gedung-gedung mulai menerapkan atau ditanami tanaman yang mampu menyerap karbon.

"Sekarang sudah terlalu banyak sebenarnya teknologi-teknologi termasuk karya-karya dari para arsitek di mana di gedung-gedung sekarang juga ditanami tanaman yang bisa memperindah sekaligus itu bisa menyerap karbon yang lebih banyak," kata Ganjar. (*)