Terbit
20/7/2022
Diperbarui
18/8/2022

Percontohan Nasional Pengadaan Rumah Baru untuk Kaum Miskin

Program inovasi penyelenggaraan perumahan dan permukiman tersebut dilakukan secara kolaboratif dan sistematis.
Kompleks perumahan bantuan program “Tuku Lemah Oleh Omah” dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Desa Paguyangan, Kabupaten Brebes. Foto: Humas Pemprov Jateng

TERLETAK di Desa Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, puluhan rumah yang dicat warna-warni itu berjejer rapi. Masing-masing rumah berdiri di atas lahan berukuran 6x14 meter. Kompleks perumahan yang baru dibangun itu adalah program bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Pembangunan perumahan itu bagian dari program pengadaan bantuan rumah sederhana sehat bertajuk “Jateng Gayeng Mbangun Omah Bareng, Tuku Lemah Oleh Omah” (Jateng Gayeng, Bersama Membangun Rumah, Beli Tanah Dapat Rumah).

Lewat program itu, pemerintah daerah memfasilitasi rumah bagi keluarga miskin yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Para pemilik rumah sebagian besar sehari-hari bekerja sebagai sopir, buruh, atau pedagang kecil.

Itulah program inovasi penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang kolaboratif dan sistematis melalui inovasi program pembangunan baru rumah layak huni melalui bantuan sosial. Program tersebut digagas oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Berbeda dengan program renovasi rumah (baca: rumah tidak layak huni/RTLH) yang juga digalakkan Pemprov Jateng, program "Tuku Lemah Oleh Omah" mensyaratkan calon pemilik rumah memiliki tanah. Bagi yang belum punya tanah akan difasilitasi pembeliannya melalui kredit mikro di BPR BKK, badan usaha milik Pemprov Jateng. Pemprov juga memfasilitasi pembentukan kelompok masyarakat untuk penyiapan pembangunan rumah.

Rumahnya dibangun secara gotong royong, berbasis komunitas. Pendanaannya disubsidi oleh Pemprov Jateng Rp35 juta dan padat karya Rp1,8 juta. Pemerintah kabupaten/kota juga terlibat membangun fasilitas pendukung seperti jamban, drainase dan listrik.

Di Desa Paguyangan, Brebes, ada 30 rumah yang sudah dibangun. Agar menciptakan keakraban antar penghuni, rumah-rumah itu tidak dibatasi oleh pagar.

Salah satu penerima rumah bantuan itu adalah Winarto. Sejak menikah pada 1998, lelaki yang akrab disapa Ato itu belum punya rumah dan harus menumpang di rumah orang tuanya.

"Alhamdulillah, setelah dapat rumah bantuan ini pada 2021 pikiran bisa tenang, bisa cari rezeki halal. Ini bisa membantu meningkatkan kualitas hidup," kata Ato pada 18 Juli 2022 seperti dikutip dari iNewsJateng.id.

Kompleks perumahan di Desa Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah. Foto: Humas Pemprov Jateng

Rumah serupa juga dibangun di Kampung Tulung, Kota Magelang. Total ada 21 unit rumah tipe 36 yang dibangun di sana. Setiap rumah memiliki dua kamar tidur, satu ruang tamu dan kamar mandi. Sebelum punya rumah, para penghuninya selama bertahun-tahun tinggal di Rusunawa Potrobangsan. Karena berbasis gotong royong, proses pembangunannya melibat TNI.

Pada 2021, pembangunan rumah baru melalui program Tuku Lemah Oleh Omah dilakukan di 6 kabupaten/kota: Cilacap, Brebes, Kendal, Purbalingga, Jepara, dan Kota Magelang.  Sejak 2020 sudah terbangun 286 unit rumah. Tahun 2022 ditargetkan membangun 315 rumah.

Inovasi pengadaan rumah bagi kaum miskin itu mendapat apreasiasi dari Kementerian Perencananaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

Tenaga Ahli Central Collaboration Manajemen Unit di Bappenas, Encep R Marsadi, ketika berkunjung ke Jawa Tengah pada Oktober 2021, mengatakan kementerian telah mengidentifikasi adanya praktik baik pengadaan perumahan dan permukiman di Jawa Tengah. Antara lain, berupa sistem pendataan perumahan serta mekanisme bantuan keuangan dan sosial untuk pembangunan rumah bagi masyarakat miskin.

Encep bilang penyelenggaraan pengembangan perumahan di Jateng telah melalui perencanaan yang matang melalui mekanisme Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (e-Planning) yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Perumahan (Simperum). Selain itu, pelaksanaannya secara swakelola oleh komunitas, serta didukung pengawasan dan pengendalian yang ketat.

Pada Oktober 2021, Jawa Tengah ditunjuk menjadi lokasi pembelajaran nasional bidang perumahan dan kawasan permukiman. Perwakilan dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dari seluruh provinsi di Indonesia diminta belajar dari Jawa Tengah

"Kami mengajak provinsi lain di Indonesia untuk belajar dari Jawa Tengah untuk menemukenali beberapa inovasi dan praktik baik, khususnya mekanisme pembiayaan melalui bantuan keuangan dan bantuan sosial bidang perumahan yang telah dilakukan oleh Provinsi Jawa Tengah sebagai bagian dari pengelolaan pengetahuan bidang perumahan dan kawasan permukiman,” kata Direktur Perumahan dan Permukiman  Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti di Semarang, seperti dilansir RMOLJateng, 25 Oktober 2021.

Virgi mengatakan, setidaknya ada empat hal utama yang bisa dipelajari dari Jateng: praktik tata kelola kolaboratif, pemenuhan hak bermukim, praktik siklus tata penyelengaraan perumahan dan permukiman, serta inovasi branding program.

"Jateng punya branding program Jateng Gayeng  Mbangun Omah  Bareng, Tuku Lemah Oleh Omah. Itu inovatif dan inspiratif, karenanya pembelajaran dilaksanakan di sini,” kata Virgi.

Di Brebes, Ketua Komunitas Paguyuban Bersemi, Saifullah, bersyukur dirinya kini telah memiliki rumah sendiri berkat program  "Tuku Lemah Oleh Omah".

“Dulunya saya mengontrak, dan sekarang sudah punya rumah sendiri. Harapannya, semua warga penerima bantuan bisa hidup rukun,” ujarnya.[] YAS