Terbit
19/10/2022
Diperbarui
20/10/2022

Ruang Investasi Jawa Tengah

Dalam hal investasi di Jawa Tengah ini, bapak ibu hadirin sekalian, target kami sebenarnya tidak muluk-muluk. Target kami cuma ingin warga Jawa Tengah bahagia.
Ilustrasi freepik.com
Ganjar Pranowo

Tentu kita bersyukur di tengah ketidakpastian kondisi global, Indonesia masih mendapat kepercayaan dunia internasional terutama dalam sektor investasi. Keterlibatan saudara-saudara dalam forum ini pasti jadi energi positif untuk menghalau segala macam krisis. Meski lewat daring, tapi saya mengikuti setiap perkembangan yang lahir dari forum ini. Karena saya yakin, sebagaimana yang disampaikan Presiden Joko Widodo, ruang ini bukan sekadar membuka peluang usaha tapi sekaligus jadi ruang perbaikan dunia. Seperti yang saya alami di Jawa Tengah, terjadinya perbaikan dan peningkatan kualitas hidup warganya justru dimotori oleh banyaknya investasi yang masuk.

Secara umum penjelasan kondisi di Jawa Tengah akan saya awali dengan menggambarkan Kawasan Industri Terpadu Batang. Pada kawasan industri yang baru kita buka tahun lalu itu, kita sediakan 4.000 ha lahan. Keberadaannya yang terhubung langsung dengan jalan tol trans Jawa, membuat akses kawasan industri ini sangat mudah. Infrastruktur penunjang juga kita siapkan, dari ketersediaan energi, air sampai pelabuhan. Sampai saat ini, 450 ha dan 1.000 ha lahan di kawasan industri terpadu Batang sudah terisi. Dan masih menyisakan banyak ruang untuk saudara-saudara masuk ke sana.

Lantas, kenapa saudara-saudara mesti masuk ke sana? Sedikit gambarannya, sejak tahun 2019 sampai semester pertama tahun 2022 ini, kami mencatat ada 66 perusahaan besar yang melakukan relokasi dari berbagai provinsi ke Jawa Tengah. Ada perusahaan garmen, alas kaki, tambang, mesin sampai kesehatan. Belum lagi perusahaan-perusahaan menengah serta perusahaan global yang baru masuk dengan jumlah yang mencapai ratusan. Ada perusahaan kaca, farmasi, plastik, perikanan sampai pertanian.

Awalnya saya berpikir, oh mungkin relokasi perusahaan-perusahaan itu karena faktor upah di Jawa Tengah lebih rendah. Atau mungkin juga karena etos hidup guyub dan gotong royong warganya. Tapi setelah ngobrol dengan para investor, setelah saya diskusi dengan para pakar ekonomi, investor-investor itu masuk justru sangat terpikat karena berbagai kemudahan serta insentif usaha yang mereka terima. Mulai dari penyediaan data informasi peluang penanaman modal dan kemitraan, Percepatan proses perizinan, kemudahan akses pemasaran sampai Pemberian bantuan teknis dan penyediaan sarana prasarana. Selain itu kami juga memberikan insentif berupa bantuan dana stimulan, bantuan pinjaman dengan bunga rendah sampai pengurangan, keringanan atau bahkan pembebasan pajak, retribusi maupun biaya sewa barang milik daerah.

Selain alasan teknis usaha tersebut, tentu ketersediaan infrastruktur juga menjadi pertimbangan penting para investor. Jalan tol, jaringan rel kereta api, bandara, pelabuhan dan tentu saja keberadaan kawasan industri yang membuat ruang usaha terkoneksi secara apik. Belum lagi soal jaringan gas industri dan kapasitas listrik yang kami miliki. Nah, seluruh fasilitas tersebut masih ditunjang dengan kondusivitas yang susah dicari di provinsi lain. Baik itu kondusivitas di ruang kerja maupun kondusivitas wilayah.

Dalam hal investasi di Jawa Tengah ini, bapak ibu hadirin sekalian, target kami sebenarnya tidak muluk-muluk. Target kami cuma ingin warga Jawa Tengah bahagia. Itu saja. Maka seoptimal mungkin kami menyediakan perangkat-perangkat kebahagiaan itu. Di antaranya ketersediaan lapangan pekerjaan agar mereka memiliki penghasilan yang cukup. Tentu capaian investasi sebesar Rp 27 triliun pada semester awal tahun ini tidak datang tiba-tiba. Prosesnya sangat panjang. Kami mulai dari pembenahan internal pemerintahan. Pegangan kami cuma satu, mboten korupsi mboten ngapusi. Setelah ungkapan Tidak korupsi dan tidak membohongi benar-benar dipegang teman-teman di pemprov Jateng, barulah kami gas kenceng untuk mengenalkan dan mengundang investor agar mau buka usaha di Jawa Tengah. Strateginya adalah jemput bola. Dan alhamdulillah, dari tahun ke tahun realisasi investasi di Jawa tengah selalu mengalami peningkatan. Tahun 2015 realisasi investasi di Jawa Tengahsenilai Rp 26,04 triliun, tahun 2016 naik menjadi Rp 38,18 triliun. Tahun 2017, realisasi investasi di Jawa Tengah mencapai Rp 51,54 triliun, tahun 2018 mencapai Rp 59,27 triliun dan 2019 realisasinya senilai Rp 59,5 triliun.)

Artinya bapak ibu hadirin sekalian. Tingkat kepercayaan para investor terhadap Jawa Tengah dari tahun ke tahun semakin tinggi. Meskipun pada tahun 2020 terjadi penurunan karena realisasi investasinya cuma mencapai Rp 50,24 triliun, hal itu lebih disebabkan karena faktor pandemi. Tapi kondisi itu tidak berangsur lama karena pada tahun berikutnya kita bisa menaikkan realisasi investasi senilai Rp 52,7 triliun. Dan tahun ini, karena kami menargetkan realisasi investasinya melebihi capaian dua tahun kemarin, maka saya hadir di sini dan mempersilakan saudara sekalian untuk datang ke pusatnya pulau jawa, yaitu Jawa Tengah.

Beberapa potensi yang Jawa tengah miliki, sangat terbuka untuk saudara-saudara kembangkan. Meski sampai saat ini yang jadi primadona investasi di Jawa Tengah masih di seputar sektor energi, transportasi dan telekomunikasi, tapi peluang di sektor lain masih sangat besar. Apalagi di sektor tekstil, garmen, pariwisata dan perumahan. Untuk tekstil dan garmen. Jawa Tengah ini bisa dikatakan sebagai pusatnya batik di Indonesia lho bapak ibu hadirin sekalian. Pekalongan, Surakarta, Klaten sampai Rembang punya produksi yang sangat besar. Untuk pengembangannya, sangat diperlukan tangan-tangan handal. Apalagi dari hari ke hari, batik semakin diminati masyarakat internasional karena uniknya. Belum lagi soal pariwisata. Kita punya Candi Borobudur, candi Budha terbesar di dunia yang masuk sebagai destinasi pariwisata super prioritas Pemerintah republik Indonesia. Ada juga Museum Manusia Purba Sangiran, Wisata laut Karimunjawa, Pemandian Air hangat Guci, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tentu kami masih banyak kekurangan. Mungkin ada yang menganggap tenaga kerja kami masih lamban, ada juga yang menganggap kapasitas energi yang kami sediakan masih kurang dan lain sebagainya. Tapi bapak ibu, segala persoalan itu pasti akan tertangani dengan terbukanya ruang diskusi tripartit. Dan ruang itu kami buka seluas-luasnya agar kita semua bahagia. Untuk membuktikan benar atau tidak apa yang saya sampaikan, silakan datang ke Jawa Tengah. Kita ada tour investasi. Saya akan ajak saudara-saudara untuk keliling ke lokasi-lokasi andalan berinvestasi dengan sesekali menikmati kuliner tradisional yang eksotis dan yummy. Terimakasih. Salam dari seluruh warga Jawa Tengah untuk saudara sekalian.