Terbit
26/4/2023
Diperbarui
26/4/2023

Rutin Ulurkan Insentif untuk Guru Keagamaan

Tak dipungkiri, insentif yang diberikan mungkin nilainya masih kecil. Namun itu menunjukkan bahwa sebagai pemimpin, Ganjar Pranowo terus berusaha memberikan keberadilan kepada seluruh lapisan masyarakat..
Ahmad Afifudin, guru ngaji di Demak memanfaatkan program insentif dari Ganjar Pranowo untuk menambah modal usaha jualan gorengan. Sumber foto: Pikiranrakyat.com

Guru ngaji maupun para pengajar keagamaan adalah gambaran tentang ketulusan. Pengabdian menjadi laku perjuangan yang mereka pilih selama ini.

Mereka memang seringkali tidak terlihat, jauh dari hingar bingar kemewahan, namun peran dan dedikasi mereka begitu besar dalam menyiapkan generasi yang berkualitas.

Nilai-nilai moralitas dan budi pekerti yang terkandung dalam ajaran agama, kelak akan menjadi bekal bagi anak-anak dalam mengarungi kehidupan yang lebih luas.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun tak menutup mata atas pengabdian mereka selama ini. Maka sejak 2019, ia secara khusus menginisisi program insentif yang diberikan untuk para pengajar keagamaan di Jawa Tengah.

Saat pertama kali program ini digulirkan, hanya menyasar 171.131 orang penerima. Namun dari tahun ke tahun, jumlahnya terus meningkat karena program ini terus menyisir para pengajar agama hingga ke wilayah-wilayah terpencil. Dengan harapan seluruh guru ngaji bisa terdata dan bisa menerima manfaat tersebut.

Itu terbukti pada 2020 atau setahun berikutnya jumlah penerimanya meningkat menjadi 211.455 orang. Kemudian pada 2021 dan 2022 sebanyak 211.455 orang.

Kini pada 2023, jumlahnya pun bertambah menjadi 230.830 orang, dengan anggaran yang dialokasikan Pemprov Jateng mencapai Rp.281 miliar.

Adapun rincian penerima sebagai berikut: 223.373 orang untuk guru ngaji, 5651 orang guru agama Kristen, Katholik 1089, Hindu 548, dan Buddha 169 penerima.

Tak dipungkiri, insentif yang diberikan mungkin nilainya masih kecil, masing-masing hanya menerima Rp 1,2 juta pertahun. Namun itu menunjukkan bahwa sebagai pemimpin Ganjar Pranowo terus berusaha memberikan keberadilan kepada seluruh lapisan masyarakatnya.

Kenyataannya, bantuan ini pun mampu menjadi penyemangat tersendiri bagi mereka. Sebagaimana diungkapkan Yemima Alfsen, pengajar di Gereja Utusan Pantekosta Di Indonesia (GUPDI) Desa Blimbing, Kecamatan Gatak, Sukoharjo. Menurutnya, hanya di era Ganjar Pranowo dirinya merasa mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.

"Insentif ini bisa buat nambah kebutuhan sehari-hari, bisa buat bayar hutang, beli permen juga untuk hadiah kuis anak-anak sekolah minggu," ujar Yemima sebagaimana dikutip dari Merdeka.com.

Cerita lainnya juga disampaikan Ahmad Afifudin, guru ngaji asal RT 5 RW 02, Desa Tamansari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Ia memanfaatkan insentif untuk menambah modal usaha sang istri berjualan gorengan.

“Lumayan bisa nambahi modal untuk istri jualan gorengan. Biar ayem, tambah modal sedikit-sedikit,” ungkap Afif, seperti diberitakan Pikiranrakyat.com.

Ia mengaku sudah puluhan tahun mengajar ngaji di sela-sela kesibukannya sebagai pengajar pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTs Mifathul Ulum Ngemplak Mranggen, Demak.

Sepulang dari MTs, ia akan mengajar di Madrasah Diniyah berupa ilmu nahwu dan sorof di dekat rumahnya sampai 16.30 WIB. Sorenya, dia ikut membantu istri jualan gorengan dan jajanan. Baru setelah magrib, Afif ngajar anak-anak ngaji di musala.

Karena manfaat itu, program insentif guru keagamaan yang digagas Ganjar Pranowo ini, juga menuai banyak apresiasi dari berbagai pihak.

Apresiasi itu salah satunya datang dari jaringan ustadz di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, seperti diberitakan Suara.com. Menurut mereka, program bantuan insentif guru agama adalah sebuah bentuk konkret kepedulian dan perhatian seorang pemimpin daerah kepada para pengajar yang mendedikasikan diri mereka pada pembentukan karakter siswa dengan nilai-nilai budi pekerti dan kebaikan.

"Beliau memberikan insentif tahunan kepada guru agama. Harapan kami kepada Pak Ganjar kami harap program itu bisa berlaku di seluruh Indonesia, terutama untuk guru agama di tiap-tiap provinsi Indonesia," tutur ketua Ustadz Sahabat (Usbat) Ganjar Kabupaten Langkat, Bukhari.

Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq juga meminta program ini tetap dipertahankan mengingat asas manfaat yang diterima oleh para guru ngaji. Jasa para guru mengaji ini, menurutnya sangat besar guna menanamkan ilmu agama, terutama kepada generasi penerus bangsa.

"Kami mohon kepada bapak gubernur agar insentif guru ngaji tetap dipertahankan, karena di Temanggung insentif guru ngaji sangat bermanfaat dan sangat dinanti-nantikan oleh para guru ngaji,"katanya, seperti diberitakan Kumparan.com.

Ia juga menutrkan, selama kepempimpinan Gubernur Ganjar Pranowo, ketentraman di Jawa Tengah, khususnya di Temanggung sangat bagus, toleransi antar umat beragama terjalin sangat harmonis.[]