Terbit
6/12/2022
Diperbarui
6/12/2022

Sampaikan Pesan Lewat Kaus Oblong

Kaus yang Ganjar kenakan sebenarnya juga biasa-biasa saja, bukan barang bermerek yang mahal. Namun yang menarik justru kata-kata yang menempel pada kaus.
Ganjar Pranowo dan sang istri ketika melepas pemudik Jawa Tengah di Jakarta, pada Kamis, 28 April 2022. Sumber foto: Tribunnews

Ganjar Pranowo memang lekat dengan kaus oblong. Dalam berbagai kesempatan, entah saat mengisi kegiatan ataupun menemui warganya, ia sering terlihat mengenakan kaus oblong.

Kaus yang Ganjar kenakan sebenarnya juga biasa-biasa saja, bukan barang bermerek yang mahal. Namun yang menarik justru kata-kata yang menempel pada kaus.

T-shirt statement yang Ganjar tampilkan memang kerap berisi pesan sosial, yang disampaikan dengan santai, bahkan tak jarang juga berupa candaan.

Misalnya saat melepas mudik gratis warga Jateng di Jakarta, Ganjar memilih mengenakan kaus dengan tulisan "Hati-hati di Jalan". Hasilnya alih-alih sekedar mengajak foto, para pemudik pun banyak yang minta kaus yang dikenakan Ganjar.

"Yang bagus bukan kausnya, tapi pesannya. Ingat, hati hati di jalan, mudik itu yang pertama adalah keselamatan," ujar Ganjar seperti diberitakan Tribunnews.

Terlebih "Hati-hati di Jalan" juga salah satu lagu yang sedang hits waktu itu. Ganjar juga tidak lupa melempar tantangan kepada pemudik yang bisa membawakan lagu milik penyanyi Tulus tersebut.

Dengan gayanya yang kasual, Ganjar menghadirkan kesan baru tentang birokrasi. Bangunan citra pejabat yang identik dengan hal-hal formal, termasuk dalam penampilan pun, dengan sendirinya runtuh.

Apalagi kebiasaan Ganjar yang senang berinteraksi dengan masyarakat, semakin menambah kesan positif, bahwa pejabat publik ternyata juga bisa menjadi teman.

Saat covid-19 melanda negeri ini, Ganjar juga banyak mengenakan t-shirt berisi pesan edukasi untuk mencegah penularan virus tersebut. Kaus berbunyi "Ora salaman tetep seduluran", "Maskeran keren", ‘Nyedhak Keplak’, pun turut mewarnai kampanye non konvensional yang dilakukan Ganjar.

Kenyataannya, cara yang dipakai Ganjar memang disukai masyarakat, terlebih kalangan anak muda. Mereka banyak yang menanyakan kaos yang dikenakan gubernur rambut putih itu. Ganjar pun beberapa kali mencetak banyak dan membagi-bagikannya.

Menurut Ganjar, pesan-pesan yang disampaikan lewat kaos lebih efektif ketimbang lewat pidato formal yang kurang suka didengar kalangan anak muda. Pesan yang disampaikan pada kaus juga akan mudah tertanam di benak.

"Karena kalau hanya lewat pidato, isinya panjang, yang terhormat yang terhormat, banyak yang ngantuk. Jadi diplomasi kaus oblong itu menurut saya paling menarik. Bisa dipakai, bisa gaul," katanya dalam satu podcast yang tayang di kanal youtube Kompas.com.

Ganjar memang menyukai kaus. Dalam berbagai kunjungan ke banyak tempat, ia juga seringkali memilih kaus sebagai cinderamata untuk dibawa pulang ketimbang barang lainnya. Kini sebagai pemimpin Jateng, Ganjar memanfaatkan kaos sebagai media menyampaikan pesan sosial. Sekaligus juga menjadi sarana interaksi yang menyenangkan.