Serat Kartini, Agar Perempuan Rentan Bisa Mandiri Ekonomi

Kelompok perempuan rentan, satu di antaranya perempuan dengan status kepala keluarga, adalah potret perjuangan.
Mereka bekerja keras setiap harinya untuk mencukupi kebutuhan hidup sebagai tulang punggung.
Namun persoalannya tidak semua dari mereka memiliki pekerjaan yang tetap, aman dan mapan. Situasi buruk inilah yang membuat mereka cenderung lebih banyak menggantungkan ekonominya pada orang lain.
Ketika hidup dalam kemiskinan, mereka dan anak-anak mereka yang akhirnya paling terdampak.
Karena kondisi itu, pemerintah pun mesti berinovasi melahirkan terobosan untuk membantu melepaskan mereka dari jerat kemiskinan.
Upaya semacam inilah yang sejatinya ingin diwujudkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ketika menggagas Sekolah Cerdas Perempuan Masa Kini atau yang kemudian dikenal sebagai "Serat Kartini"
Inovasi ini secara khusus dihadirkan untuk memberdayakan kelompok perempuan rentan lewat jaring pelatihan wirausaha agar mereka bisa tetap produktif dan mandiri secara ekonomi.
Selain perempuan dengan status kepala keluarga, program ini tentu juga menyasar perempuan rentan lain seperti penyintas kekerasan, korban bencana, penyandang disabilitas, PGOT, bahkan hingga kategori ODHA.
Sejak diluncurkan, Serat Kartini terus menunjukkan progres yang bagus hingga saat ini. Tercatat pelatihan yang sudah dikembangkan total sudah menyasar 1.831 desa dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Implementasi program ini di antaranya juga berbentuk program Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP), yang terus dikebut untuk perempuan rentan di desa-desa.
Saat pendemi, Ganjar Pranowo bahkan mempercayakan kelompok perempuan rentan untuk memproduksi puluhan ribu face shield atau pelindung wajah. Di antaranya di Kota Pekalongan, Pemalang, dan Pati, Tribunnews.com.
Sampai sekarang berbagai pelatihan masih terus digalakkan. Di ruang inilah, perempuan rentan dilatih dan dididik agar memiliki ketrampilan berwirausaha. Dengan demikian, angka kemiskinan akan semakin berkurang.
Pengamat politik Lucius Karus memuji ikhtiar Ganjar dalam menurunkan angka kemiskinan di Jateng lewat inovasi-inovasi besutannya.
Bahkan menurutnya, dengan memfokuskan kebijakan pada kelompok masyarakat rentan seperti disabilitas, perempuan dan anak, kualitas kepemimpinan Ganjar semakin terlihat.
"Pilihan prioritas ini sangat mungkin bukan sekedar untuk menggenjot target penurunan angka kemiskinan semata, tetapi juga ekspresi kepedulian sebagai seorang pemimpin daerah," ungkap Lucius Karus, sebagaimana diberitakan Liputan6.com.
Kebahagiaan seorang pemimpin adalah ketika melihat warganya bahagia. Itulah ungkapan yang kerap disampaikan Ganjar. Memang apa yang dilakukannya ini tidak dalam sekejap langsung kelihatan hasilnya.
Namun dengan Serat Kartini ini, Ganjar menyimpan harapan besar, agar kebahagiaaan itu bisa menghampiri seluruh masyarakatnya, tanpa terkecuali.[]