Terbit
7/7/2023
Diperbarui
7/7/2023

Tradisi dan Budaya Menjadi Benteng Negara

Tradisi dan budaya berperan penting sebagai benteng terakhir negara. Namun, tradisi dan budaya terkadang terlupakan karena tidak semua orang memiliki kesempatan mengenalnya.
freepik@ tawatchai07
Ganjar Pranowo

Om Swastiastu. Rahayu.

Tradisi dan budaya memiliki peran penting sebagai benteng terakhir negara. Namun, seringkali tradisi dan budaya terlupakan karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengenalnya. Bahkan, jika ada upaya untuk memelihara tradisi, seringkali terkesan kurang autentik karena kurangnya pemahaman yang mendalam.

Oleh karena itu, ketika praktisi, akademisi, dan lembaga berusaha untuk mempertahankan eksistensi tradisi dan budaya, kita harus mendukung mereka dengan sepenuh tenaga. Bali, sebagai wilayah dengan tradisi dan budaya yang kuat, adalah mercusuar yang tepat.

Namun, jika kita melihat sejarahnya, tradisi budaya Bali tidak dapat dipisahkan dari Jawa. Bahkan, sejak abad ke-8 Masehi atau bahkan sebelumnya, pertukaran pengetahuan antara kedua wilayah sudah terjadi.

Artinya, kita memiliki referensi ilmu dan esensi spiritual yang sama, dan akar tradisi dan budaya kita tidak berbeda. Terlebih lagi, sebagian besar manuskrip Jawa kuno berada di Bali.

Dari manuskrip-manuskrip kuno ini, kita seharusnya memahami betapa luar biasanya berbagai teks tersebut, dan betapa kuatnya pengaruh karya sastra dalam menjaga, serta mempengaruhi peradaban manusia. Tentu saja, kekuatan karya tersebut sangat bergantung pada kecerdasan dan pemikiran penulisnya.

Pada era digital ini, saya melihat bahwa posisi kesusastraan tidak mengalami degradasi dalam mempengaruhi peradaban. Bahkan, keberadaannya menjadi semakin penting. Oleh karena itu, saya sangat gembira mengetahui bahwa di berbagai tempat di Indonesia, kita masih menyelenggarakan berbagai acara kesusastraan.

Termasuk Sastra Saraswati Sewana di Ubud, melalui Festival Wariga Usadha Siddhi yang mengangkat tema eksistensi perhitungan waktu dan pengobatan Bali melalui sastra. Acara ini seharusnya menjadi rangsangan dan inspirasi bagi para sastrawan di daerah lain untuk mengangkat kekhasan lokal mereka, dan mempromosikan kearifan lokal, di sekitar mereka.

Jika ada sastrawan yang masih membicarakan keindahan bulan dan bintang-bintang, itu tidak masalah. Namun, kita juga tidak boleh melupakan kekuatan intelektualitas yang ada di daerah masing-masing.

Dengan harapan besar agar cita-cita ini tercapai, ijinkan saya membuka Festival Wariga Usadha Siddhi 2023, rangkaian acara Sastra Saraswati Sewana. Semoga hadirin di ruangan ini mendapatkan kebahagiaan. Terima kasih.


Om shanti shanti shanti.

Sambutan Ganjar Pranowo dalam Festival Wariga Usadha Siddhi 2023