Terbit
1/11/2022
Diperbarui
1/11/2022

Turunkan Stunting hingga di Bawah Rata-rata Nasional

Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang dilahirkan Ganjar pada 2016 silam ini dinilai efektif menurunkan angka stunting.
Ganjar berbagi cerita pengalaman penurunan stunting di depan pejabat dan masyarakat Sulbar. Sumber foto Humas Pemprov Sulbar

Kasus stunting masih menjadi perhatian nasional. Apalagi dengan munculnya virus Covid-19 yang sempat melanda dua tahun terkahir, menjadi hambatan ibu hamil dan balita dalam mengakses pelayanan kesehatan. Selain itu, masalah pernikahan dini juga menjadi salah satu faktor utama yang sulit dikendalikan.

Meski begitu, kasus stunting di Jawa Tengah berhasil ‘dijinakkan’ Gubernur Ganjar Pranowo. Angka kasusnya tergolong kecil karena sudah berada di bawah rata-rata nasional.

Pada Februari 2020, di Jawa Tengah ada 156.549 balita mengalami stunting. Data itu merupakan hasil rekap anak berdasarkan status gizi, dari pengukuran terhadap 1.074.641 balita di Jawa Tengah.

Kasus itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan. Selain itu, 60 persen anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif. Belum terpenuhinya makanan pengganti ASI bagi anak berusia 0-24 bulan juga masih ditemukan meskipun angkanya sedikit.

Dari sisi ibu juga diketahui bahwa 1 dari 3 ibu hamil di Jawa Tengah mengalami anemia dan kurang mampu mengakses makanan bergizi. Intervensi sudah dilakukan, antara lain dengan pemberian secara rutin suplemen sejak remaja untuk mengatasi anemia. Sedangkan akses terhadap makanan bergizi dipermudah dengan intervensi langsung pemerintah.

Menurut survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting atau gizi buruk di Indonesia sebesar 24,4 persen. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengenah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yakni 14 persen.

Meski begitu, SSGI juga mencatat, angka stunting di Jawa Tengah (Jateng) turun hingga 7 persen selama 2021. Hal ini membuat angka kumulatif stunting Jateng saat ini berada di poin 19,9 persen.

Capaian itu berhasil melampaui target Sustainable Development Goals (SDGs) yang meminta angka stunting harus di bawah 20 persen pada 2030.

Sebagai gubernur, Ganjar tidak tinggal diam. Dia pun menggalakkan program khusus bernama "Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng", yang bermakna Jawa Tengah memberi perhatian khusus kepada ibu hamil.

Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang dilahirkan Ganjar pada 2016 silam ini dinilai efektif menurunkan angka stunting. Sebagai gambaran, angka stunting di Indonesia pada 2022 mencapai 24,4 persen. Sementara di Jawa Tengah sudah ditekan hingga di angka 20,9 persen.

"Jateng sudah on the track, bahkan bisa satu tahun lebih cepat dari target nasional 14 persen pada tahun 2024," kata Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Widwiono dikutip dari Antara.

Keberhasilan Ganjar di bidang kesehatan ini juga mendapat banyak apresiasi. Misalnya dia diundang mengisi lokakarya di Sulawesi Barat untuk membagikan pengalamannya dalam menurunkan stunting di Jawa Tengah.

Ganjar pun berharap pada 2024 nanti, angka stunting di Jawa Tengah pun bisa di bawah 10 persen. Untuk mengejar bidikan itu, ia mengajak masyarakat untuk ikut ambil porsi. Selain itu juga menerjunkan sekitar 83.000 pendamping keluarga yang tugasnya mendampingi sasaran.