Terbit
24/12/2022
Diperbarui
24/12/2022

Ulurkan Kartu Jateng Sejahtera untuk Bantu Masyarakat Non Produktif

Program bantuan sosial ini diperuntukan bagi kelompok masyarakat non produktif, serta keluarga miskin yang belum tersentuh bantuan kesejahteraan apapun dari pemerintah.

Menghadirkan Kartu Jateng Sejahtera (KJS) menjadi salah satu upaya Ganjar Pranowo dalam mewujudkan keberadilan untuk warganya. Program bantuan sosial ini memang diperuntukan bagi keluarga miskin yang belum tersentuh bantuan kesejahteraan apapun dari pemerintah.

Program ini sudah digulirkan sejak 2017 dan masih berlangsung sampai sekarang. Kelompok masyarakat non produktif seperti lansia yang tinggal sendirian, penderita penyakit kronis yang sulit disembuhkan, hingga penyandang disabilitas, juga menjadi prioritas penerima manfaat program tersebut.

Saat pandemi Covid-19 melanda, program ini juga tidak berhenti disalurkan untuk melindungi masyarakat, baik dari sisi kesehatan maupun perekonomian.  

Tercatat ada sebanyak 12.764 orang yang menerima manfaat program ini pada 2021 lalu. Total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp. 38,292 miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah.

Masing-masing mendapat Rp. 750 ribu yang disalurkan pertermin setiap triwulan sekali. Untuk memudahkan proses penyaluran, para penerima juga dibuatkan akun rekening di Bank Jateng.

Telah banyak masyarakat yang merasa terbantu dengan adanya KJS ini, karena manfaatnya juga begitu besar.

Sebagai pemimpin, Ganjar Pranowo menyadari, bahwa pemerintah mesti hadir untuk berusaha mengangkat masyarakat dari kubangan kesulitan. Memang apa yang dilakukan Ganjar tak bisa dikerjakan dalam waktu sekejap. Dibutuhkan pula dukungan dari berbagai pihak.

Namun lewat berbagai program yang berpihak pada masyarakat, serta komitmen yang besar, persoalan kemiskinan di Jateng perlahan-lahan terus menipis. Dalam hal ini, KJS juga memiliki kontribusi.

Salah satu penerima KJS adalah Poniman, warga Kota Semarang yang belum lama ini mengalami kelumpuhan. Dulu pria berusia 68 tahun itu bekerja sebagai buruh. Namun karena sakit dan tak punya keluarga, ia akhirnya tinggal di bedeng berukuran 3x2 meter yang dibuatkan warga.

Karena kondisi fisiknya, ia hanya bisa berbaring. Setiap hari ia hanya mengandalkan uluran tangan tetangga, untuk merawatnya, ataupun untuk memenuhi kebutuhan hariannya.

"Untuk makan Poniman, warga bergiliran memberi. Saya yang merawat, dari mulai mengambilkan makanan hingga memandikan tiap tiga hari sekali," demikian tutur Nardianto, tetangga Poniman, yang ikut merawatnya, seperti diberitakan Tribunnews.com.

Namun kondisi Poiman berubah. Selain menerima bantuan itu, Poiman juga dibawa ke panti milik Pemprov Jateng agar kehidupannya lebih baik. Tinggal di panti, semua kebutuhannya akan dijamin pemerintah, termasuk membantu pengobatannya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Tengah Harso Susilo memaparkan, penerima KJS yang paling banyak beradaa di Kabupaten Tegal yang mencapai 1000 orang. Kemudian disusul Cilacap dan Kota Semarang.

“Ini merupakan wujud kepedulian Pemprov Jateng dan kesetiakawanan sosial kita kepada seluruh warga," ujarnya, seperti diberitakan Radar Solo.[]