Terbit
12/10/2022
Diperbarui
12/10/2022

Ulurkan Sekolah Virtual untuk Angkat Siswa Putus Sekolah

Sekolah virtual gratis menjadi salah satu upaya Ganjar Pranowo memperluas akses pendidikan di Jateng, agar semua anak memperoleh pendidikan yang layak

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menggagas sekolah virtual, untuk anak-anak yang tak bisa melanjutkan pendidikan formal karena masalah ekonomi.

Pendidikan gratis secara daring ini seolah menjadi penolong para siswa putus sekolah di Jateng. Sekolah virtual yang kali pertama dibuka pada Oktober 2020 ini mulanya terinspirasi dari sekolah daring di masa pandemi Covid-19. Dengan daring, siswa bisa sekolah tanpa harus merogoh kocek untuk pulang-pergi sekolah saban hari. Jadwal sekolah ini juga dibuat fleksibel, agar aktivitias siswa yang kebetulan sudah bekerja tidak terganggu.

Saat itu, sekolah virtual hanya dibuka di dua sekolah. Yakni SMKN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali. Masing-masing kelas dihuni 36 siswa.

Para siswa yang notabene berasal dari keluarga berekonomi rendah sangat bersyukur dengan dibukanya sekolah virtual itu. Mereka yang mengatakan tidak bisa melanjutkan sekolah karena alasan ekonomi, akhirnya bisa melanjutkan cita-cita. Selain gratis, para siswa juga mendapatkan fasilitas belajar seperti smartphone dan kuota internet.

“Bersyukur sekali dengan adanya sekolah virtual ini, saya jadi bisa kembali sekolah dan melanjutkan cita-cita. Kemarin tidak mendaftar SMA/SMK karena tidak punya biaya, bapak hanya petani yang penghasilannya tidak bisa diharapkan,” kata Aprilia Lestari, salah satu siswa kelas virtual di SMAN 1 Kemusu Boyolali dikutip dari Ayo Semarang.

Program pendidikan Ganjar ini juga langsung mendapat apresiasi dari pakar pendidikan. Salah satunya pakar pendidikan dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo.

"Saya kira ini yang pertama dan satu-satunya di Indonesia ada program Sekolah Virtual yang ditujukan untuk membantu masyarakat miskin. Kalau di perguruan tinggi memang ada semisal Bidik Misi, tapi itu konsepnya merekrut anak-anak kurang mampu untuk belajar di kampus. Mungkin di SD, SMP dan SMA juga ada, tapi yang konsepnya Sekolah Virtual ini, saya baru mendengar ini di Indonesia," katanya seperti dilansir dari Kumparan.

Mungin menilai, program yang digagas Ganjar Pranowo ini bisa jadi salah satu solusi jitu dalam menyelesaikan salah satu persoalan pendidikan di Indonesia. Sebab saat ini, masih banyak anak-anak yang putus sekolah atau tidak bisa bersekolah karena berbagai faktor, terutama ekonomi.

Terkait legitimasi, siswa kelas virtual tetap tercatat dalam data Dapodik siswa. Mereka akan mendapatkan kurikulum yang sama, serta saat lulus juga mendapatkan ijazah yang diakui.