Kisah pengusaha UMKM yang mengikuti program #LapakGanjar
Ada beragam hiasan dinding yang dibikin Lutfi, dari kaligrafi, logo klub sepakbola dan organisasi, hingga tokoh-tokoh inspiratif. Saat didatangi di rumahnya, tampak pula koleksi hiasan dindingnya sosok Ganjar Pranowo.
Nita bercerita, konsumen yang order bandengnya dari luar negeri mengaku tahu produknya setelah direpost Lapak Ganjar. Mereka adalah para tenaga kerja Indonesia yang juga jadi pengikut akun Instagram Gubernur Ganjar.
Lapak Ganjar membuat pasar usahanya mulai terbuka luas. Bahkan penjualan sirup miliknya kini menjangkau DKI Jakarta, Bandung, Jawa Timur, hingga daerah lainnya.
“Orang yang enggak saya kenal pada datang, pada telepon, pesan, lewat Instagram, lewat Facebook. Orang-orang yang dari luar kota banyak yang pesan setelah usaha saya di-repost Lapak Ganjar."
“Jadi pertama, omzet meningkat, laba meningkat. Juga bisa nambah produksi, Alhamdulillah bisa nambah alat-alat produksi, promosi marketing, jumlah produksinya juga,” ujar Yossie.
Di Hetero Space inilah Fitri melahap banyak ilmu dan menemukan seabrek jaringan untuk mengembangkan usaha keripiknya.
"Pak Ganjar itu sosok kreatif dan berjiwa muda karena saya melihat program-programnya itu membantu anak-anak muda, termasuk pelaku UMKM"
"Waktu itu saya minta izin pakai nama Ganjar lewat DM Bapak. Pak Boleh ndak ya kain geretan yang bapak beli saya kasih nama Lurik Ganjar?"
Pemilik Dian Art, Tiwung Dyan Ekawati mengaku, setelah produknya dipromosikan Ganjar di Instagram, omzetnya langsung menanjak hingga 40 persen.
Sama sekali ia tak membayangkan bahwa poduknya bisa sampai ke mancanegara. Namun ternyata Lapak Ganjar membukakan jalan menuju ke sana.
Widodo pun sangat bersyukur adanya program Lapak Ganjar. Sebab hasil karyanya kini bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Produsen kopi di Temanggung memberi nama Tugiman untuk merek kopinya. Setelah diunggah Ganjar ke medsos, kopinya kini banjir pesanan