Terbit
8/1/2024
Diperbarui
8/1/2024

Dekat Tanpa Sekat, karena Hadir dari Rakyat

Sejak menjadi Gubernur, blusukan dan menginap di rumah warga memang sudah menjadi kegiatan rutin. Kebiasaan itu saya teruskan ketika menjadi calon presiden (capres) 2024.

Saya bersyukur lahir dan dibesarkan dari keluarga sederhana, yang pernah menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Pengalaman yang menjadikan kami sekeluarga merasakan apa yang rakyat kebanyakan rasakan.

Almarhum ayah adalah purnawirawan Polri berpangkat rendah yang terakhir bertugas di Polsek Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.

Kehidupan saat ayah masih bertugas tidak mudah dan penuh keterbatasan. Namun dari sana, justru banyak pelajaran hidup yang saya peroleh.

Semisal tentang keberanian, kejujuran, ketaatan, kesantunan, kesederhanaan, kepemimpinan, serta keteguhan semangat.

Ibu, Sri Suparmi, juga menjadi tokoh kunci dalam perjuangan keluarga kami. Beliau mengajarkan tentang nilai-nilai seperti kasih sayang, kepedulian terhadap sesama, penghargaan terhadap orang lain, kemandirian dan ketulusan dalam menjalani kehidupan.

Semasa kecil saya sering membantu ibu berjualan bensin eceran di pinggir jalan, dan menemani ibu mengelola toko kelontong saat beliau menjahit.

Hidup dengan latar belakang keluarga sederhana memberikan pemahaman tentang nilai-nilai kerja keras. Prinsip-prinsip inilah yang menjadi pedoman moral dan pegangan hidup.

Perjalanan hidup di masa lalu membuat saya bisa dekat dengan rakyat tanpa jarak ataupun sekat. Saya bisa merasakan apa yang dirasakan masyarakat kecil, karena pernah mengalaminya.

Maka sejak memutuskan terjun di dunia politik, saya wakafkan hidup untuk rakyat dan berkomitmen memperjuangkan kepentingan rakyat.

Semua kebijakan lahir dari aspirasi rakyat semasa saya menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) selama dua periode.

Misalnya, ketika melahirkan UU no 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan yang mengusung prinsip kesetaraan, dan menjunjung tinggi HAM, kesetaraan gender, dan hak-hak yang sama antara laki-laki dan perempuan.

Sejak saat itu, tak ada lagi diskriminasi atau pemisahan terhadap warga keturunan Tionghoa dengan Warga Negara Indonesia (WNI).

Aspirasi masyarakat dan pemerintah desa dari seluruh Indonesia juga pernah saya realisasikan ketika membentuk UU tentang desa.

Saya juga pernah berada di garda terdepan dalam mempertahankan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa dengan melahirkan UU no 13 Tahun 2012 yang mengatur tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Begitu juga ketika mendapat amanah memimpin Jawa Tengah selama dua periode.  Saya banyak melahirkan kebijakan dan program pro-rakyat.

Antara lain, program Tuku Lemah Oleh Omah, SMKN Jateng Boarding gratis, Insentif Guru Agama non-formal, LaporGub, Lapak Ganjar, dan berbagai program bermanfaat lainnya.

Berbagai kebijakan dan program tersebut tentu dibuat berdasarkan aspirasi rakyat. Aspirasi yang didapat dari dialog bersama warga, saat blusukan atau menginap di rumah warga.

Sejak menjadi Gubernur, blusukan dan menginap di rumah warga memang sudah menjadi kegiatan rutin. Kebiasaan itu saya teruskan ketika menjadi calon presiden (capres) 2024.

Tujuannya, tak lain karena ingin menciptakan suasana yang lebih santai dan nyaman ketika berbicara dengan rakyat. Bertatap muka langsung dengan rakyat dan menginap di rumah warga menumbuhkan kedekatan secara emosi.

Ketika rakyat merasa nyaman dan merasa ‘diayomi’ mereka akan bebas berbicara tentang berbagai masalah yang mereka hadapi.

Beberapa dari mereka memiliki masalah yang memerlukan penyelesaian segera, sementara yang lain memerlukan dukungan program pemerintah.

Ini menunjukan, betapa pentingnya mendengarkan suara rakyat secara langsung dan merespons kebutuhan mereka.

Sebagai pemimpin yang sudah mendedikasikan diri sebagai pelayan rakyat, tentu harus selalu terhubung dengan realitas kondisi di lapangan. Sebab, setiap kebijakan muaranya adalah rakyat. Rakyat yang akan merasakan setiap kebijakan.

Sehingga, sudah selayaknya ke depan rakyat dijadikan sebagai subjek, bukan hanya sebagai objek pembangunan. Rakyat berhak menyuarakan pendapatnya, dan ikut dilibatkan dalam setiap perencanaan pembangunan.

Kebiasaan blusukan dan menginap di rumah warga juga saya lakukan pada masa kampanye pilpres 2024. Saya dan Pak Mahfud MD keliling ke pelosok desa, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

Aspirasi yang didapat dari blusukan dan menginap di rumah warga, menjadi dasar membuat  berbagai program yang akan dijalankan ketika saya terpilih menjadi presiden 2024.

Antara lain, program 1 Desa 1 Faskes 1 Nakes, 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, KTP Sakti, SMK Gratis Langsung Kerja, Pemutihan Utang Petani dan Nelayan, dan berbagai program unggulan lainnya.