Terbit
5/1/2024
Diperbarui
5/1/2024

Sukses di Jateng, Gaji Guru Ngaji untuk se-Indonesia

Guru agama non-formal dan guru ngaji memiliki peran besar sehingga perlu mendapatkan perhatikan dari negara.

Kesejahteraan guru ngaji dan guru agama non-formal menjadi perhatian calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2014, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Ganjar berjanji akan memberikan insentif kepada guru ngaji jika terpilih menjadi Presiden 2024.

Program insentif bagi guru ngaji dan guru agama non-formal di seluruh Indonesia merupakan satu dari 21 program unggulan Ganjar-Mahfud.

Dengan program tersebut, seluruh guru ngaji akan menerima insentif sebesar Rp1 juta setiap bulan.

Ide ini sudah diimplementasikan di Jawa Tengah dan terbukti memberikan banyak manfaat.

Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo sudah menyalurkan insentif guru ngaji secara berkelanjutan, dimulai sejak 2019.

Selama berjalannya program, sejak 2019 hingga 2023 pemberian insentif guru keagamaan telah terealisasi sebesar Rp1,2 triliun.

Insentif diberikan sebesar Rp 100.000 per bulan atau Rp 1,2 juta setahun. Insentif dicairkan tiga bulan sekali langsung melalui rekening bank.

Jumlah guru ngaji yang mendapat insentif terus bertambah dari 171.131 pada 2019 menjadi 230.830 penerima manfaat pada 2023.

Untuk 2022, pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggelontorkan anggaran sebesar Rp247,6 miliar.

Jumlah anggaran tersebut hanya berkisar 1,02% dari total belanja APBD Jateng pada 2022.

Namun, manfaat dan multiplier effects yang diberikan dari anggaran tersebut bisa berdampak besar.

Kini, insentif guru ngaji dan guru agama non-formal lainnya menjadi program unggulan Ganjar-Mahfud.

Program mulia yang pernah dilakukan di Jateng tersebut akan diperluas secara nasional.

Capres nomor urut 3 ini berjanji akan menyisihkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk insentif guru ngaji.

Berdasar perhitungannya, insentif untuk guru agama non-formal dan guru ngaji mencapai Rp4 triliun.

Guru agama non-formal dan guru ngaji memiliki peran besar sehingga perlu mendapatkan perhatikan dari negara.

Mereka mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada anak-anak, termasuk budi pekerti dan toleransi.

Pelajaran tersebut memiliki dampak baik pada hubungan sosial anak-anak dengan lingkungan sekitar.

Guru ngaji dapat merangsang pendidikan agama bisa terselenggara secara baik di masyarakat.

Guru ngaji dan guru gama non-formal lainnya, merupakan sosok yang selama ini mendermakan dirinya untuk kebaikan masyarakat.

Namun tidak pernah diberikan penghargaanm, bahkan guru ngaji dan guru gama non-formal kerap diabaikan negara.

Padahal, guru ngaji dan guru agama non-formal lainnya berjasa melahirkan generasi berakhlakul karimah, yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini.

Diketahui, guru menjadi pilar bagi pendidikan anak bangsa.

Peran mereka tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan pendidikan.

Keberhasilan pendidikan akan memberi manfaat bagi kemajuan negara.

Tanpa adanya guru, tidak mungkin akan tercetak sumber daya manusia yang berkualitas.